"Kaizaaaa" Ucap Liam dengan semangat menyapa Kaiza yang mau pulang dengan motornya.
Liam diam sejenak menunggu Kaiza mengeluarkan motornya, senyuman dari bibirnya tak kunjung hilang. Mungkin Kaiza akan sedikit tertarik jika Liam sedikit bersemangat.
"Boleh neb--" Belum sempat Liam menyelesaikan kalimatnya Kaiza sudah lebih dahulu jalan meninggalkannya, ada rasa sesak di dadanya ketika lagi lagi Kaiza mengacuhkannya.
Tapi tidak apa, ia akan kembali mengejar Kaiza seperti awal. Lagipula ini untuk menebus kesalahannya, harusnya ia tidak segampang itu mengucapkan kata putus. Ia selalu saja menyulitkan Kaiza, namun anak itu selalu saja ada menolongnya
Liam kembali memperlihatkan senyumannya, ia akan membujuk Kaiza agar kembali memaafkannya.
-
Segala cara sudah Liam lakukan namun Kaiza masih tetap pada pendiriannya. Liam sudah mengintilinya kemana pun ia pergi, mengganggu Kaiza agar anak itu mengalihkan atensinya kepada Liam.
Tapi, jangankan mengucapkan satu kata dari mulutnya, melirik saja Kaiza enggan. Apa Liam begitu menyakiti hatinya sampai Kaiza begitu marah padanya?
Bukan Liam namanya jika mudah sekali menyerah, ia akan mendatangi rumah Kaiza minggu ini dan mengajaknya bermain. Mungkin dengan ini Kaiza akan memaafkannya.
Liam sudah bersiap - siap untuk pergi ke rumah Kaiza, ia bahkan bangun pagi hanya untuk menyiapkan sebuah makanan untuk Kaiza nanti. Biasanya orang akan luluh ketika seseorang meminta maaf dengan effort, jadi Liam akan mencobanya.
"Ihh? Anak Mami, pagi - pagi udah wangi aja? Mau kemana nih?"
"Kepo Mami! Aku pergi dulu ya" Ucap Liam menyalim Maminya dan berjalan ke luar rumah.
Saat sibuk memakai sepatuhnya di luar rumah ia bertemu dengan Papinya yang tengah mengelap - ngelap mobilnya.
"Mau kemana kamu?"
"Rumah Kaiza! Dahh Papi" Belum sempat Mavrendra berucap Liam sudah lebih dulu pergi dari sana. Mavrendra hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anaknya.
Liam berjalan keluar komplek untuk mencari Taxi, ia sengaja tidak memesan ojol karena ingin menikmati berjalan santai dan menikmati udara pagi kala itu.
"Pak.." Liam menyapa seorang penjaga komplek yang tengah makan, penjaga itu sampai buru - buru meletakkan bungkus nasi uduknya untuk menyapa Liam kembali.
"Eh iya, Liam mau kemana?"
"Mau ke rumah... Te-temen! Hehe" Ucapnya terasa berat saat mengucapkan Kaiza adalah seorang teman.
"Ohh yaudah silahkan, hati - hati yaa" Liam hanya mengangguk sambil tersenyum ramah, ia menunggu sekitar 7 menit sampai akhirnya taxi datang.
Ia bersenandung kecil, merasa tidak sabar untuk melihat reaksi Kaiza. Ia pasti tidak menyangka kalau Liam akan datang ke rumahnya. Ia kemarin sudah mati - matian meminta alamatnya kepada Elenna dan Kanaya, jadi hari ini ia harus mendaptkan maaf dari Kaiza.
Liam berjalan masuk ke dalam komplek perumahan Kaiza, ia melihat alamat di ponselnya. Ia sedikit lelah karena tidak menemukan rumahnya sedari tadi.
Ia mendatangi segerombolan anak - anak yang tengah bermain di sebuah taman komplek untuk bertanya kepada mereka.
"Dek! Blok E Dimana ya?" Anak anak itu dorong - dorongan untuk memberi tahu Liam, akhirnya seorang anak perempuan maju kedepan untuk memberi tahunya.
"Kesana Kak! Nanti dari sana Kakak lurus aja kebelakang, terus ada jalan empat kakak belok ke kanan, lurus aja nanti ketemu deretan Blok E" Liam mengangguk, dan tersenyum ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [ENDING]
Teen FictionKaiza Lavinia begitu menganggumi Reyden Cakramawa Biantara sejak pertama kali ia masuk SMA Cipta Karya, ia selalu memikirkan sosok itu sampai rasanya membuat Kaiza gila. Sedang asik asiknya mengagumi sosok yang dia suka, kehadiran Liam Mavrendra ma...