"Aduh Kai, hujan.." Kai yang sedang membantu Michelle menyuci piring pun menajamkan telinganya menatap ke arah atap untuk memastikan apa yang di katakan Michelle.
"Kamu gausah pulang dulu ya? Nanti kalo kehujanan sakit, mandi dulu aja disini.. Make baju Tante" Ucap Michelle, Kaiza terlihat ragu untuk menyetujuinya, ini sudah terlalu lambat dari jam pulangnya.
"Hubungin aja dulu orang tua kamu, bilang kamu aman disini. Biar mereka juga ga khawatir, dari pada kamu pulang sekarang malah kehujanan" Kaiza berfikir sejenak, apa yang dikatakan Michelle memang ada benarnya. Ditambah lagi Kaiza yang memang malas jika harus pulang hujan - hujanan.
"Yaudah Tan" Akhirnya Kaiza mengangguk setuju.
"Yaudah tunggu bentar biar Tante ambil bajunya ya" Kaiza mengangguk, ia lanjut membilas piring - piring itu sambil menunggu Michelle kembali.
Setelah Michelle mendapat beberapa baju yang menurutnya pas untuk Kaiza, ia langsung turun kebawah untuk menemui anak itu. Namun, sebelum menemui Kaiza ia menghampiri Liam terlebih dahulu yang tengah duduk dengan Papinya menonton TV.
"Liam? Anterin dulu Kaiza mandi di kamar kamu, soalnya kamar mandi bawah gabisa di pake. Tempat aliran airnya macet" Liam menoleh bingung.
"Kamar Liam?"
"Iya, kamar Mami Papi lagi berantakan. Gih sana, kasian anaknya itu udah gerah pasti." Ucap Mamimya sambil memberi lipatan handuk yang sepertinya terdapat beberapa baju di dalamnya.
Liam yang tadinya tengah asik bersandar dengan Papinya sambil menonton Kartun itu, terpaksa harus berdiri dan menuruti ucapan Maminya.
Ia berjalan ke arah dapur untuk menemui Kaiza yang tengah sibuk menelepon, mungkin orang tuanya. Setelah selesai ia berbalik, dan sedikit terkejut melihat Liam yang berada di belakangnya.
"Apa?" Tanyanya ketika Liam tidak memulai pembicaraan sama sekali.
"Kata Mami mandi di kamar gue aja, soalnya toilet bawah lagi mampet saluran airnya" Ucap Liam, yang hanya diangguki oleh Kaiza.
Mereka berdua akhirnya berjalan ke kamar Liam, Liam sedikit canggung. Ini pertama kalinya seorang perempuan datang ke rumahnya, dan masuk ke kamarnya. Padahal ini pertama kalinya, namun orang tua Liam sudah percaya kepada Kaiza sampai membiarkannya masuk ke kamar Liam.
"Ka.. Kamar mandinya itu, sama ini handuknya. Baju Mami ada di dalemnya" Ucap Liam memberikan Handuk tanpa melihat Kaiza, sepertinya anak itu tengah menyembunyikan raut malunya.
Kaiza ingin mengambil handuk di tangan Liam, namun bukannya menyentuh handuk dia malah menarik tangan Liam untuk mendekat ke arahnya. Membuat Liam sontak mengangkat kepalanya melihat ke arah Kaiza.
Kaiza perlahan mendekatkan wajahnya membuat Liam mau tidak mau menutup kedua matanya, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jika di adegan film, ujungnya mereka akan berciuman. Apakah Kaiza akan menciumnya?
"Ngapain lo tutup mata?" Kaiza memukul pelan dahi Liam dengan bagian belakang jari telunjuknya.
"Hah?" Liam tengah merasa malu sekarang, wajah Kaiza begitu dekat dengan wajahnya.
"Mikir jorok ya?" Kaiza terkekeh, dan mengambil alih handuk di tangan Liam. Lalu ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi, sambil tersenyum kecil karena berhasil menggoda Liam.
Liam yang diperlakukan seperti itu menoleh kesal ke pintu kamar mandi, membuat gerakan seperti akan memukul. Bisa - bisanya Kaiza mempermainkannya.
Liam duduk di kasurnya, menunggu Kaiza selesai. Ia menyilangkan tangannya di dada, difikir - fikir sekarang ia menjadi semakin dekat dengan Kaiza. Apa ini lampu hijau untuknya?
![](https://img.wattpad.com/cover/369114717-288-k101145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [ENDING]
Ficção AdolescenteKaiza Lavinia begitu menganggumi Reyden Cakramawa Biantara sejak pertama kali ia masuk SMA Cipta Karya, ia selalu memikirkan sosok itu sampai rasanya membuat Kaiza gila. Sedang asik asiknya mengagumi sosok yang dia suka, kehadiran Liam Mavrendra ma...