47. Trying to Like Others

448 55 0
                                    

"Kai..?"

"Kai..?!" Kanaya berusaha memanggil Kaiza yang sepertinya terlihat tidak baik - baik saja, anak itu tengah menunduk dengan mata sayunya.

Sedangkan tentor masih sibuk menjelaskan di depan kelas, saat ini mereka sedang mengikuti les. Namun sejak di sekolah tadi Kaiza terlihat sedang tidak sehat, namun ia masih memaksa datang ke tempat les.

"Kaiza?" Kanaya melemparkan kertas ke arah Kaiza, membuat anak itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Kanaya. Mata itu seperti tidak kuat hanya untuk sekedar terbuka.

"Izin pulang aja, lo ga sehat Kai" Bisik Kanaya yang berada di kursi sebelahnya, namun saran itu hanya mendapat gelengan kepala dari Kaiza.

Kanaya akhirnya menyerah, ia menghela nafas pelan lalu kembali lagi kepada buku catatannya. Kaiza tidak akan mudah menurutinya, namun kenapa anak itu terlalu bekerja keras? Semenjak naik ke kelas 12 Kaiza begitu sibuk dengan buku - bukunya. Entah apa yang membuat anak itu terlihat semakin ambisius.

Tapi Kanaya tidak heran, di babak ini memang semua orang akan berlomba - lomba mendapatkan sekolah tingkat lanjut yang lebih baik. Wajar jika Kaiza terlihat sangat ambisius, namun menurut Kanaya ia terlalu memaksakan diri. Melihat Kaiza sering tertidur di dalam kelas pun ia langsung tau jika Kaiza kurang tidur.

Kanaya mengalihkan atensinya dari bukunya untuk melihat Kaiza, namun pemandangan itu membuatnya langsung berdiri panik menghampiri Kaiza.

"Kai?! Kai lo ga papa?!" Kanaya benar - benar sangat panik ketika darah keluar dari hidung Kaiza.

Kaiza mendongakkan kepalanya berusaha menahan cairan yang keluar dari hidung, buku catatan dan bajunya sudah penuh dengan darahnya sendiri.

"Kenapa?" Tentor langsung menghampiri keduanya dan melihat ke arah Kaiza.

"Astagaa" Tentor itu langsung memberikan tisu kepada Kaiza.

"Ayo ayo kita ke ruang rehat aja, kamu kalo ga sehat jangan masuk dulu harusnya.." Tentor itu memapah Kaiza, ingin membawanya keluar dari ruang kelas.

"Ga papa, nanti bakal berhenti" Ucap Kaiza menolak untuk dibawa keluar.

"Kai? Lo bener - bener lagi ga baik - baik aja!"

"Nggak Nay, gue ga papa. Lanjut aja kelasnya" Ucap Kaiza yang masih bersih kukuh di mejanya membuat Kanaya geram.

Ia langsung menarik Kaiza berdiri dari mejanya dan menyeretnya keluar tanpa persetujuan dari Kaiza.

"Lepas" Kaiza melepaskan dirinya dari Kanaya saat sampai di luar kelas. Lihatlah dirinya yang terlihat begitu kacau saat ini, mata yang kurang tidur, baju penuh darah, bahkan tissue di tangannya belum memberhentikan pendarahan yang keluar dari hidungnya.

"Lo kenapa si Kai? Lo ngejer Universitas Harvard hah? lo bisa gausah nyiksa tubuh lo? Lo mau belajar sampe lo mati hah?" Kaiza terdiam ia meremas tissue di tangannya.

"Lo ga ngerti Nay"

"Iya Kai, gue ga ngerti dan gue selalu ga ngerti. Karena lo ga pernah mau ngomong. Gue pikir gue temen lo Kai, gue salah ya? Prinsip temen tuh harusnya saling berbagi ga sih? Tapi lo gak! Lo nutupin semuanya sendiri, selalu kaya gitu! Lo ngerasa diri lo sanggup ngadepin apapun" Ucap Kanaya menatap kesal ke arah Kaiza, ia baru lega setelah mengeluarkan isi hatinya.

"Gue gamau nyusahin lo"

"Jawaban klasik! Lo malah lebih nyusahin gue kalo lo kaya gini, tau ga? Gue khawatir setengah mampus liat kondisi lo, tapi lo ga pernah mikirin gue sama Elenna kan? Gimana kita pas liat lo kesusahan tapi lo milih buat diem? Kai, lo punya kita.. Gue anggep lo bahkan lebih dari sahabat, kenapa lo ga pernah bisa lebih terbuka sama kita?"

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang