18. Small Treats Make Liam Happy

682 62 1
                                    

Kaiza sedang berbaring di kamarnya, memandangi plafon kamarnya. Tiba - tiba ingatan saat ia merasa kesal ketika Liam menyuruhnya pulang malah terlintas di otaknya. Membuat mengacak rambut frustasi.

"Why did I do that?" Pasti saat ini Liam pasti sedang berfikir aneh tentangnya.

"Kaiza? Makan!" Kaiza bisa mendengar panggilan dari bawah sana. Ia langsung beranjak dari kasurnya dan turun kebawah. Keluargnya sudah berkumpul si ruang makan. Dengan Ibunya yang sedang memangku adik kecilnya.

"Nih Papah tadi bawain martabak, adek suka kan? Nih mam, aaaa..." Lionard menyuapi adik bungsunnya yang berada di pangkuan Renata dengan senyuman gembira di wajahnya, Kaiza memandangi isi meja makan saat itu.

"Bang itu yang martabak telor buat abang" Ucap Renata sambil menunjuk ke arah kota martabak di depannya. Aiden Abang Kaiza, langsung membukanya.

Aiden menoleh ke Kaiza, dan menawarkannya tanpa suara ia hanya menyodorkan kotak itu ke Kaiza. Namun Kaiza hanya memandangnya sebentar dan kembali mengisi piringnya dengan nasi dan lauk yang ada. Setelahnya, Kaiza langsung pergi dari sana.

"Kai? Mau kemana? Ga makan disini kamu?" Ucap Renata saat anak keduanya itu melenggang pergi.

"Ish.. Anak ini ga pernah tau sopan santun!" Kaiza berjalan saja seolah - olah menulikan telinganya.

Jika dia makan di bawah, selera makannya hanya akan hilang. Kaiza duduk di karpet bawah kasur. Memandangi foto dirinya saat perpisahan SMP dan SD, Hanya ada fotonya disana. Sekelabat bayangan masa lalu terlintas di otaknya.

Di saat teman - temannya sibuk bercanda tawa foto bersama keluarganya, ia hanya duduk di sebuah kursi sambil memandangi itu semua layaknya film layar lebar. Ia hanya seorang penonton di hari - hari penting itu.

Saat sesi foto bersama pun ia hanya seorang diri tanpa ada orang di sampingnya. Berbeda dengan siswa - siswi lainnya. Kaiza hanya menelan kenyataan pahit itu sambil membayangkan bahwa suatu hari akan ada saatnya keluarganya berada di sampingnya menemaninya.

Kaiza meletak kasar piringnya di lantai, ia memeluk dirinya sendiri dengan posisi terduduk. Sampai kapan ia akan menunggu? Ia juga ingin di perhatikan seperti adik kecilnya. Ia juga ingin di dahulukan seperti abangnya.

-

"Tadi kenapa ga gue peluk aja ya? Padahal itu langkah banget Kaiza gitu ke gue" Liam sibuk merutuki dirinya hanya terdiam terpaku saat pulang sekolah tadi di depan Kaiza.

Sehabis mengomel - ngomel dia akan tersenyum, lalu tertawa dan mengulanginya selama beberapa jam ini. Dia sudah persis seperti orang gila.

"Apa Kaiza udah mulai suka ya sama gue?" Membayangkannya membuat tubuh Liam berguling kesana - kemari dengan riang, kakinya mulai menendang kesana - kemari.

"Bisa gila gue" Liam berhenti saat merasa lelah. Ia menatap ke atap - atap kamarnya.

"Kai lagi apa ya...?" Ucapnya ketika membayangkan apa yang dilakukan Kaiza di jam segini.

"Kalo gue chat, Kai marah ga ya?" Ia mulai membuka ponselnya dan membuka chat Kaiza yang berada paling atas di DM-instagramnya.

"Ih! Nanti kalo gue chat dia marah marah.." Liam mengigit jempolnya merasa ragu.

"Bodoamatlah udah kebal" Tangan itu mulai mengetikkan sebuah pesan lalu mengirimnya. Butuh beberapa menit untuk menunggu Kaiza membalas pesannya.

Liam langsung memajukan kedua bibirnya dan membuang asal ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liam langsung memajukan kedua bibirnya dan membuang asal ponselnya. Sepertinya dia benar - benar sudah mengganggu Kaiza saat ini sampai sampai Kaiza menyuruhnya diam. Liam membenamkan wajahnya pada bantal.

Namun tidak berapa lama, Liam kembali dikejutkan dengan notfikasi dari ponselnya. Dia mencari - cari dimana ponselnya yang asal ia lempar tadi dan buru - buru membukanya.

Liam menepuk dahinya, kenapa tiba - tiba ia malah random bertanya hal seperti itu? Kaiza sudah pasti tidak akan membalas chatnya karena ia tidak jelas seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Liam menepuk dahinya, kenapa tiba - tiba ia malah random bertanya hal seperti itu? Kaiza sudah pasti tidak akan membalas chatnya karena ia tidak jelas seperti itu. Liam menggaruk kepalanya frustasi.

Liam terkejut saat chatnya di respon, Liam sangat bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liam terkejut saat chatnya di respon, Liam sangat bahagia. Walau jawaban Kaiza sangat singkat, tapi itu sudah menyenangkan hatinya karena Kaiza mau menjawab chatnya.

tbc..

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang