BONUS - SPOILER PART

783 65 19
                                    

"Excuse me, Mrs. Lavinia" (Permisi, Ny. Lavinia) Seorang Wanita dengan logat englandnya masuk ke dalam ruangan dengan tergesa - gesa.

Sedangkan seorang Wanita lainnya yang masih sibuk dengan berkas tertumpuk di mejanya itupun hanya melirik sejenak, dan kembali sibuk membacai berkas berkasnya.

"Sorry to disturb you, Mrs. You got a call from home, he said Mr. Liam ran from there" (Maaf mengganggu. Kamu mendapat telepon dari rumah, katanya Tuan Liam kabur dari sana).

Wanita yang sedari tadi sibuk dengan berkas itu akhirnya mengalihkan atensinya ke arah Pegawainya. Tatapan sleepy eyes yang khas itu malah membuat sang Pegawai merasa terintimidasi.

Atasannya itu sudah terkenal dengan sifat dinginnya, ia pun yang sudah lama bekerja di perusahaan ini sudah sangat hafal dengan perilaku Bosnya itu. Tatapan yang paling sering ditakuti seluruh orang di kantornya itu kini tertuju pada dirinya. Membuatnya takut setengah mati.

"Come out" (Keluar) Ucapnya dengan nada datar khasnya, Pegawainya itu hanya menarik nafas dan langsung keluar dari sana tanpa ingin berlama - lama lagi.

Setelah pegawainya itu keluar, ia langsung mengambil ponselnya yang terletak di laci meja kerjanya. Ia mengetikkan nama seseorang di sana, sambil menebak - nebak apa yang ingin anak itu lakukan sampai berani -  beraninya melarikan diri.

"Come back" (Kembali) Ucapnya ketika teleponya di angkat. Ia bisa mendengar helaan nafas kesal dari sebrang sana.

'Gue gamau, gue muak terus terusan di sana. Gue juga butuh udara luar kali'

"Liam Mavrendra" Ucapnya sekali lagi menyabarkan dirinya agar tidak terlalu emosi.

'Terserah! Jangan lo pikir karena lo Istri gue, gue bakalan nurut. Ga akan pernah, Kaiza' Telepon itu dimatikan secara sepihak oleh Liam, membuat Kaiza meletakkan ponselnya ke atas meja dengan sedikit keras. Ia memejamkan matanya untuk mentralkan emosinya.

"How dare he test my patience...?"
(Beraninya dia menguji kesabaranku...?) Kaiza buru - buru bangkit dari duduknya, menyambar jas yang berada di kayu khusus gantungan baju yang berada di sisi kananya.

"Mrs. Lav? Where would you go?" (Ny. Lav? Kemana Anda akan pergi?) Ucap salah seorang pegawai yang langsung buru - buru mengikutinya.

Kaiza tidak menjawab apapun, seluruh kantor hanya menatap kepergiannnya. Auranya begitu tidak bersahabat, membuat mereka tidak berani hanya sekedar untuk menegur. Orang yang tadi mengikutinya pun menghentikan langkahnya, karena takut mengusik atasannya itu.

-

"Lepas! Gue gamau pulang!" Tubuh itu berusaha menarik tangannya. Tubuhnya tergeret dengan gampangnya, bahkan usahanya rajin berolahraga tidak berguna di hadapan Wanita ini.

"Kaiza!" Wanita itu menulikan telinganya, ia memasukkan Liam dengan paksa ke dalam mobilnya.

"Jalan" Ucapnya kepada supir ketika dia sudah duduk di samping Liam.

"Gue bakal lompat kalo lo ga nurunin gue"

"I'm sure your Father's Company will be destroyed after you jump" (Aku pastikan perusahaan Ayahmu akan hancur setelah Kamu melompat) Ucap Kaiza mengancam Liam, membuat Liam menggertakkan giginya merasa kesal. Wanita di depannya ini benar benar Wanita yang licik.

"You're a fucking cunning girl!" (Kamu gadis yang sangat licik) Kaiza hanya menulikan telinganya dan memilih menatap lurus ke arah depan.

-

"Berhenti kerja" Suara dingin itu mengintrupsi telinganya dan langsung memancing emosinya.

"Lo gila ya?! Itu pekerjaan gue, lo ga bisa seenaknya ngatur ngatur gue dan nyuruh resign kaya gini" Bantahnya kesal, bisa bisanya Wanita di depannya ini berkata se-lantang itu dengan wajah tanpa dosanya.

"Bisa"

"Lo gaada hak!" Liam menunjuk ke arah  Kaiza yang berada di depannya. Kaiza berjalan ke hadapan Liam menggenggam jari telunjuk yang mengarah tepat di depan wajahnya itu, dan menurunkannya.

"Gue berhak, lo udah gue beli kalo lo lupa" Liam mengigit bibir bawahnya merasa kesal setengah mati.

"Gue gabisa... Kalo gue lepas pekerjaan gue, gue gabakal bisa bayar hutang Papi ke lo" Cicitnya merasa ciut karena posisinya yang benar benar terpojok.

"Who cares about debt?" (Siapa yang peduli soal hutang?) Kaiza maju beberapa langkah mendekati Liam, dan berbisik di telinganya.

"From the start what I wanted was you, Liam..." (Dari awal yang gua mau itu Kamu, Liam) Ia berlalu dari sana meninggalkan Liam yang membeku di tempat.

___________

Dengan ini aku nyatakan, Adore You 1 selesai. So.. Want to wait for season 2?
Jika kamu suka karya - karyaku, jangan lupa untuk follow, biar ga ketinggalan karya - karyaku selanjutnya. Soalnya ada dua project baru yang bakal rilis bertahap nih 🙉

Ga lupa aku mengucapkan terimakasih buat pembaca setia, yang dukung aku dari cerita sebelumnya sampai mau jalan ke cerita ketiga. Ga lupa juga buat aku selalu evaluasi demi karya - karya yang akan aku ciptakan buat kalian semua.

Alasan aku buat season 2, karena scriptnya kebanyakan yang membuat aku mau gamau buat laman kedua. Semoga kalian ga pernah bosen nunggu update-an, dan cerita ceritaku ya.

Anw, yang nagih bonus part.. Emang gamau Adore You S2? 😅 Pokoknya readers Adore You ini lucu lucu yaa, makasi semuanyaaa, I'm updating S2 this week... 🤫

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang