24. 'Jurit Malam'

732 72 0
                                    

Sekarang semua siswa dan siswi sudah berkumpul mengelilingi tumpukan kayu, yang nantinya akan di buat api unggun. Ketua panitia mulai memimpin perkumpulan untuk sebuah pemberitahuan.

"Jadi, tim jurit malam kali ini sudah kita bagikan. Aturannya itu simpel, kalian cuman perlu cari empat kain yang sesuai dengan warna kain yang nanti akan di bagikan. Setelah dapat empat kain itu, kalian balik lagi kesini dengan ngikutin arah panah yang ada. Ingat! Di mohon untuk semuanya sportif, jika terdapat kecurangan atau kejahilan kalian akan langsung dipulangkan besok pagi! So, get the have fun guys!" Semua orang langsung bersorak dan berjalan bubar mencari regu masing - masing.

Kaiza memegang secarik kertas yang tadi diberikan oleh panitia kepadanya, di situ terdapat nomor regu 8. Ia menghela nafas malas, sebenernya ia sangat malas melakukan ini. Namun, mau tidak mau ia harus.

"Ehh? Lo dapet 8?!" Kaiza menoleh ke siswi perempuan yang entah dari mana muncul di sampingnya. Ternyata ia dari tadi sedang mengintip kertas yang Kaiza buka.

"Eemm.. Tukar boleh ga? Please? Ya? Crush gue ada di grup itu.. mau ya?" Kaiza menatap bingung ke arahnya, ia akhirnya memberikan kertas itu dengan cuma - cuma. Lagipula di grup mana pun tidak akan menguntungkannya.

"Ihh baik! Makasih ya! Have fun..?" Perempuan itu terlihat bingung ingin memanggil siapa karena ia tidak mengenal sosok di depannya.

"Kaiza" Ucap Kaiza pelan, mengambil kertas yang ada di tangan kanan perempuan itu dan memberikan kertas miliknya sebagai ganti. Lalu berlalu dari sana untuk mencari regunya.

Ia melihat ke nomor yang ada di kertas itu, tertulis nomor 12 di sana. Ia celingukan kesana - kemari untuk mencari - cari dimana dia bisa mendapatkan regu 12 itu.

"Regu 12!! Merapat kesini!" Kaiza menoleh ke belakang saat mendengar suara teriakan itu, ia menyipitkan matanya. Ternyata ada Reyden di sana, ia langsung menghampiri ke perkumpulan itu.

Ternyata selain Reyden ada Liam juga, ia pikir tidak akan mendapati regu yang sama dengan Liam.

"Lho? Kai? Lo disini?" Kaiza hanya mengangguk, Reyden menatap Kaiza dengan Liam secara bergantian dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Sedangkan Liam hanya memandang sekitar, tidak ingin menatap keduanya. Ia masih kesal, tapi kenapa harus terjebak dengan dua orang ini?

"Yaudah! Sekarang kita pemilihan ketua, sistemnya pake vote aja ya? Kalo Saya sebut nama, kalian angkat tangan sebagai pendukung. Oke?" Dengan kompak semua adik - adik kelas itu menjawab.

Reyden mulai menyebutkan namanya, dan hampir setengah dari anak regu memilihnya. Sisanya memilih Liam, dan hanya sekitar 6 orang yang memilih Kaiza. Kaiza merasa senang, dia tidak perlu repot - repot mengatur regu.

"Yaudah, mulai jalan ya" Ucap Reyden mulai memandu anak - anak itu.

"Gue jaga belakang aja" Ucap Liam, yang langsung mendapati tatapan bingung dari keduanya. Bahkan sebelum mendapat jawaban Liam sudah berjalan ke belakang.

"Gue juga" Kaiza mengikut Liam di belakang, sedangkan Reyden mau tidak mau tetap disisi depan karena dia harus memimpin regu.

"Ngapain si ke sini?" Liam menoleh kesal ke arah Kaiza, yang di tanya kesal itu hanya menatapnya.

"Pengen aja" Ucapnya santai, lalu berjalan meninggalkan Liam mengikut kemana jalan regunya.

"Kak! Kenapa warna regu kita abu - abu? Susah gasi nyarinya kalau di tengah gelap malem gini?" Ucap salah satu siswi regu mereka.

"Sabar ya, kalo di carinya teliti pasti dapet" Ucap Reyden berusaha seramah mungkin, sambil menyoroti segala sudut dengan senternya.

"I got one" Ucap Kaiza sambil mengangkat kain berwarna abu - abu di tangannya, orang - orang yang tadinya sibuk dengan keheningan langsung menoleh ke arahnya. Kaiza mengelus tengkuknya sambil menunduk, apa dia bicara saat yang tidak tepat?

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang