52. Obsession

800 57 9
                                    

Liam membuka matanya melihat tubuhnya kembali terikat di atas kasur seperti sebelumnya. Ia benar - benar merasa putus asa, ia berharap seseorang menemukannya saat ini.

Ia merasa wajahnya begitu tidak nyaman, seperti ada bekas air mata yang mengering. Apa dirinya habis menangis? Ia tidak dapat mengingat apapun saat ini, kepalanya berdenyut pusing entah apa yang terjadi pada dirinya.

Nia kembali masuk ke kamarnya membawa sebuah nampan, ia duduk di kursi samping kasur Liam.

"Buka mulut lo" Ucap Nia, namun Liam tak kunjung menurutinya ia malah membuang muka malas menatap Nia.

Nia memaksa mencengkram rahang Liam dengan tangannya namun Liam memberontak, dan meludah ke arah Nia.
Nia terkejut melihat aksi itu, ia langsung membanting nampan itu kesal, membuat makanannya berserakan di lantai.

"Ada apa?" Liam kembali terkejut melihat Lelaki yang baru saja masuk itu, ia mengernyit bingung sekaligus merasa terkejut.

"Dia ngeludahin gue! Sialan.."

"Lo ngumpat?" Nia terlihat gugup  mendengar pertanyaan itu, ia menunduk dan menggeleng pelan.

"Keluar" Nia langsung berjalan keluar dari sana, sosok itu langsung berjalan mendekati Liam yang tengah menatapnya bingung dan duduk di pinggir kasur agar bisa menatap Liam dengan jelas.

"Kenapa bingung? Kita baru ketemu pagi tadi, masa lo lupa..? Oh nggak cuman pagi tadi, kita ketemu setiap hari.. Liam?" Ucapnya sambil membelai surai Liam, Namun Liam langsung menghindari tangan itu.

"Lepasin gue Keenan.."

"Exactly! Harusnya lo sebut nama gue dari awal, bukannya malah bingung" Liam menatap tajam ke arah Keenan, ia benar - benar tidak habis fikir. Kenapa ia tega menyekap Liam disini?

"Gue ada salah apa? Gue minta maaf sama lo kalo gue salah.. Please lepasin gue Nan!" Keenan terkekeh mendengar permintaan maaf itu.

"Lo gasalah Liam.." Keenan beranjak dari kasur dan berjalan mendekati papan mading yang terdapat banyak foto Liam disana.

"Cuman gue yang udah terlanjur obses ke lo.. Gue udah kagum sama lo sejak lama, dan sekarang gue baru bisa dapetin lo" Ucapnya sambil tersenyum kecil mengingat dirinya dulu hanya bisa memandangi Liam dari jauh tanpa berani mendekatinya dan mengingat bagaimana awal mula ia bisa tergila - gila dengan sosoknya

flashback on

"Itu Liam! Keren banget ya? Dia ga pernah kalah kalo ikut lomba renang, dia keren banget sumpah! Humble lagi orangnya?" Oceh siswi - siswi yang berada di sebelahnya saat ini.

Keenan memandang mereka bingung, entah apa lebihnya sosok Liam sampai banyak sekali orang - orang yang memujanya. Ia mengalihkan pandangannya melihat arah yang ditunjuk para siswi itu.

Ya memang jika dilihat parasnya benar - benar luar biasa, pantas saja perempuan - perempuan itu begitu mengangguminya. Namun apa hanya itu saja kelebihannya? Keenan menghela nafas malas, mereka hanya menganggumi seseorang karena orang itu tampan saja?

Keenan merasa iri dengan orang - orang yang bisa mendapat perhatian orang lain tanpa berusaha, sedangkan dirinya? Ia selalu ditolak sejak dulu, tidak ada yang mau berteman dengannya hanya karena penampilannya yang terlalu culun.

Memang apa salahnya? Keenan nyaman dengan penampilanya, ia tidak ingin mengubahnya hanya untuk mendapat perhatian orang lain. Sampai sekarang ia tidak memiliki satupun teman, sejak SD dia selalu sendiri kesana - kemari, dan SMP ia sudah mulai terbiasa dengan rasa sendiri itu.

ADORE YOU [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang