"Nngghh" Liam menggeliat di dalam tidurnya, beberapa saat kemudian ia mulai membuka matanya. Suara hujan sudah tidak terdengar, namun langit sudah menggelap menandakan waktu sudah mulai malam.
"Kai?" Liam terkejut menatap Kaiza, sudah berapa lama dia tidur di bahu Kaiza?
"Kenapa?"
"Kok ga bangunin?"
"Udah, lo ga mau bangun" Ucapnya dengan santai, Liam merasa tidak enak dengan Kaiza. Pasti bahunya sudah kebas menahan beban Liam.
"Maaf, harusnya kamu bangunin lebih keras tadi. Pegel ga?" Ucap Liam sambil memijat pelan bahu Kaiza.
"Pegel"
"Lagian kamu! Orang dibilang jangan ngelus - ngelus! Aku jadi ngantuk!" Ucapnya yang malah menyalahkan Kaiza, dan tanpa sadar Liam sudah terbiasa dengan aksen aku-kamu.
"Tapi enakkan tidur di pelukan gue?" Liam memukul bahu Kaiza kesal, tapi benar sih memang sangat nyaman berada di pelukan Kaiza.
"Kok di pukul? Pegel ini"
"Ehh iya, maaf" Liam kembali mengelus bahus Kaiza, perlahan Liam merasakan tangan Kaiza menarik pinggangnya mendekat.
"Mau minta bayarannya, boleh?" Liam mengerjap bingung, apa maksudnya bayaran?
"Hah?" Liam akhirnya paham ketika Kaiza menatap ke arah bibirnya, Liam langsung menggeleng keras.
"Yang bener aja, ini di luar"
"Yaudah, di rumah lo sepuasnya berarti?" Tanya Kaiza dengan smirk kecilnya, Liam mengigit bibir dalamnya dan mengangguk ragu. Membuat Kaiza tersenyum puas.
"Yaudah ayo pulang" Ucapnya menarik tangan Liam menuju motornya.
-
"Yaampun neduh dimana tadi jadinya Kai?" Ucap Michelle yang sudah dihubungi Kaiza saat berteduh tadi.
"Ada ruko pinggir jalan tante, untungnya ga terlalu basah sih tadi. Udah kering juga pas neduh" Michelle pun mengangguk.
"Yaudah masuk dulu masuk, makan malem disini." Dengan senang hati Kaiza mengiyakan ajakan itu sambil melirik ke arah Liam yang tidak ingin menatapnya.
Liam naik menuju kamarnya sedangkan Kaiza tinggal untuk membantu Michelle di ruang makan.
"Om kemana Tan?" Tanya Kaiza sambil membantu menaruh makanan di meja makan.
"Keluar kota Kai, ada kerjaan" Kaiza langsung ber-oh ria, sedari tadi matanya tidak lepas dari pintu kamar Liam.
"Tante manggil Liam dulu ya?"
"Gausah Tan! Biar.. Biar Kai aja" Ucap Kaiza sambil tersenyum canggung. Michelle langsung saja mengiyakannya.
Kaiza tersenyum senang saat Michelle menyetujui tanpa curiga padanya, ia langsung saja berjalan menuju kamar Liam. Tanpa mengetuk, Kaiza langsung membuka pintu yang tidak terkunci itu.
"Kai?" Liam yang tengah mengeringkan rambutnya terkejut melihat Kaiza yang tiba - tiba masuk ke kamarnya.
Kaiza berjalan ke arahnya, melihat Liam yang menggunakan celana pendek juga kaos yang sangat pas di tubuhnya. Membuat lekuk tubuh Liam terbentuk dengan jelas. Kaiza membasahi bibirnya yang kering. Ia kembali menatap ke arah Liam yang berada lima langkah di depannya.
Kaiza memanggil Liam dengan kode di tangannya, menyuruhnya maju mendekat ke arah Kaiza. Liam yang bingung itu meletakkan hairdryernya di atas meja dan menurut untuk berjalan mendekati Kaiza.
Kaiza menarik pinggang Liam saat berada satu langkah di depannya, ia langsung menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Liam dan dengan rakus menghirup aroma tubuh yang membuat candu itu. Aroma yang benar benar memabukkan Kaiza, entah sabun apa yang digunakannya. Yang pasti harum Liam benar - benar membuatnya mabuk kepayang.
"Why are you so.. interesting tonight? I can't barely contain myself"
Liam menelan air liurnya dengan begitu sulit mendengar perkataan Kaiza, seakan - akan perempuan di depannya itu bisa menerkamnya kapan pun.Kaiza menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Liam, menatap bibir ranum yang begitu menggoda di depannya.
"Can.. I?" Liam mengigit bibirnya, dan mengangguk gugup. Kaiza langsung melahap bibir manis itu, melumatnya dengan lembut membuat Liam terhanyut dengan permainan Kaiza.
"Your lips are so sweet, Liam" Ucap Kaiza di tengah - tengah ciumannya, lalu kembali melumat bibir Liam tanpa memberi jeda.
Keduanya menyudahi ciuman itu ketika Liam sudah hampir kehabisan nafas, gila Kaiza benar - benar membuatnya gila.
Kaiza tersenyum menatap ke arah Liam, mengecup singkat bibirnya dan berjalan lebih dulu keluar kamarnya.
"Cepat turun, sebelum Mami lo curiga" Ucapnya, sedangkan Liam masih sibuk menenangkan dirinya. Pesona Kaiza, dan permainannya benar - benar membuat Liam gila. Ia tidak bisa berbohong, ia ingin Kaiza. Ia hampir tidak bisa menahan dirinya kalau sampai Kaiza tidak berhenti tadi.
Liam berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, ia menatap ke arah kaca melihat ke arah bibir bawahnya yang sedikit membengkak. Liam menampar pipinya ketika mengingat bagaimana Kaiza menyapu lembut bibirnya. Ia kembali membasuh wajahnya dan segera turun ke bawah.
Di meja makan hanya ada keheningan, Liam masih terngiang - ngiang dengan bagaimana Kaiza menciumnya, sedangkan Kaiza yang masih terus menatapi Liam seakan - akan tidak akan hari esok.
Michelle yang menatap keduanya itu sedikit curiga, apalagi ketika melihat Kaiza yang menatap anaknya penuh ingin itu.
"Kalian pacaran ya?" Liam langsung tersedak saat Maminya bertanya seperti itu.
Michelle terkekeh melihat anaknya yang terkejut sampai tersedak, ia langsung memberikan minum kepada Liam.
"Santai ajalah kamu, kaya ketauan ciuman aja" Gantian Kaiza pula yang tersedak mendengar itu, membuat Michelle menatap ke arahnya dan Liam secara bergantian.
Kaiza menganggaruk tengkuknya gugup "Jadi.. Kalian, itu?"
"Nggak"
"Iya.." Jawab Liam dan Kaiza bersamaan membuatnya Michelle semakin bingung.
"Jadi.. Iya atau nggak?"
"Iya"
"Nggak" Mereka kembali menjawab bersamaan dengan jawaban yang tertukar membuat Michelle terkekeh.
"Gausah malu - malulah sama Mami, Mami juga pernah muda dulu. Tapi jangan kelewatan ya, kalian masih harus fokus belajar ngejer masa depan" Kaiza dan Liam mengangguki ucapan Michelle dengan ragu - ragu.
"Yaudah lanjut gih makannya"
tbc ..
Maaf ya update kurang kondusif, lagi kurang fit. Secepatnya kembali double update🙌🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [ENDING]
Teen FictionKaiza Lavinia begitu menganggumi Reyden Cakramawa Biantara sejak pertama kali ia masuk SMA Cipta Karya, ia selalu memikirkan sosok itu sampai rasanya membuat Kaiza gila. Sedang asik asiknya mengagumi sosok yang dia suka, kehadiran Liam Mavrendra ma...