Yechan sudah menuruti rasa penasarannya, tapi dia justru mendapatkan pertanyaan lain di kepalanya karena fakta yang baru saja dia terima.
Fakta bahwa meski tak mengenal, pemuda ini berkata bahwa ia tahu, dan pernah melihat Yechan sebelumnya.
"Jadi, namanya Kim Jaehan? Kenapa rasanya nama itu begitu familiar?"
Yechan keheranan saat pemuda yang ia sangka adik Jae itu mengatakan bahwa ia dan Jaehan tak memiliki hubungan apapun.
Mereka saling mengenal, tapi tak ada hubungan darah seperti yang pria itu katakan.
"Jadi, kamu juga tahu aku? Bagaimana bisa?" tanya Yechan.
Pemuda yang bernama Hwichan itu berkata jika hampir tiap malam Yechan datang mengantar makanan. Hampir Hwichan memanggil polisi jika saja ia tak melihat ada Jaehan yang selalu berdiri di sisi Yechan.
Yechan memegangi kepalanya, mengangkat tangan, meminta Hwichan untuk menjelaskan. Kenapa ini sangat membingungkan?
"Aku tak pernah merasa datang kemari sebelum hari ini dan malam tadi."
Hwichan menghela, "Tak peduli apa yang kamu rasakan, apa yang aku katakan adalah kenyataan, dan aku tak akan menjelaskan apa-apa. Lebih baik kamu tanya Jaehan saja."
Selama perjalanan, Yechan melamun terus memikirkan. Membiarkan Sebin yang menyetir mobilnya.
Tunggu, aneh juga rasanya karena saat di rumah Hwichan, Sebin bahkan tak pernah bersuara.
"Hyung, kau tidak ikutan menganggap aku gila, 'kan?"
Suara pria yang lebih tua kini terdengar, "Kurasa kau tak harus memikirkan hal ini lebih dalam lagi, Yechanie."
"Tapi, hyung-"
"Untuk sekali ini, akan lebih baik jika kau mendengarkanku."
Yechan pun menghela, tak lagi mengatakan apa-apa. Ia tak tahu juga mana yang harus ia percaya. Semua semakin menimbulkan tanda tanya. Kepalanya bahkan mulai berdenyut dan rasanya cukup menyakitkan.
Mungkin memang hanya Jae yang mampu memberi jawaban pasti tentang semua ini
Akan tetapi, kemana Jae sekarang ini?