***
Jaehan duduk melamun di restoran.
Tak banyak yang dia lakukan selain duduk sembari menyangga dagu dan menatap jalanan.
Hari itu masih terlalu dini. Restoran buka biasanya jam sembilan pagi. Matahari bahkan masih bersembunyi, tapi dari arah depan Jaehan sudah melihat siluet orang berjalan.
Lonceng berbunyi setelah kunci dibuka sedikit memaksa, agak menyeramkan bahkan bagi Jaehan sendiri. Dia hantu, tapi pengecut begitu.
Awalnya, ia pikir itu Yechan yang menghampiri. Walau ia masih kesal karena Yechan yang menerima masuk mantan pacarnya tempo hari. Sejak saat itu, mereka belum bertemu kembali.
Namun itu bukan Yechan. Ternyata ia salah menduga. Rupanya, itu adalah sepupu Yechan yang datang. Tanpa permisi, pria itu langsung menghampiri, berdiri dengan wajah yang sudah dipenuhi amarah.
Yang Hyuk.
Wajahnya ketus sekali.
"Mendingan kamu sekarang pergi dan jangan ganggu Yechan lagi!"
Jaehan tahu dan paham jika Hyuk sebenarnya bisa melihatnya, bahkan mampu berkomunikasi dengannya. Untungnya, Hyuk memilih diam dan tak ikut campur hingga hari ini.
Namun tetap, diusir begitu, Jaehan tak menyukainya.
"Kenapa aku harus pergi? Aku juga kan ga ngapa-ngapain Yechan."
Hyuk tampak semakin marah saja melihat si hantu keras kepala, "Iya, sekarang mungkin ga apa-apa, tapi kehadiran kamu itu bahaya buat Yechan. Kamu mau Yechan mati?"
Mati?
Jaehan tahu resiko ini, akan tetapi ia tetap berusaha menjaga agar tak terlalu sering menemui. Itu salah satu usaha yang sudah dilakukannya, lalu kenapa Hyuk masih terlihat tak suka?
"Lagi pula, kalian tuh udah ga ada sangkut paut lagi. Udah beda dunia. Aku ga mau ya gara-gara kamu, sia-sia nanti perjuangan kita selama ini buat nyembuhin dia."
Jaehan mengerjap, "M-maksud kamu apa?"
Decihan pelan, Hyuk layangkan, "Kim Jaehan, please ... bisa ga sih berhenti pura-pura kalau kamu tuh ga tau apa-apa? Berhenti berpura-pura dan pergi dengan tenang ke alam baka ..."
![](https://img.wattpad.com/cover/369425652-288-k216705.jpg)