05

237 35 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Sebin terheran.

"Bos, tumben sekarang ke sini tiap hari, ada apa?"

Yechan yang biasanya hanya datang seminggu dua atau tiga kali, kini Sebin dapati ada yang berubah dari bos-nya ini.

Pasalnya, sejak hari itu Yechan jadi sering datang. Malah kadang menyuruh mereka untuk cepat pulang. Tapi, ada kalanya juga Yechan hanya duduk diam sembari menatap pintu depan.

Semakin diamati, semakin aneh sekali.

Tak tahan, Sebin memutuskan untuk menanyakan, berharap jawaban sang atasan mampu memuaskan rasa penasaran.

"Pengen liat kalian kerja aja kok. Bener apa engga."

Ha?!

Jawaban ini bahkan lebih tak mengenakkan. Sebin tahu Yechan bukan tipe atasan yang begitu. Seluruh karyawan di sini ia sendiri yang menyeleksi dan Yechan selalu berkata percaya padanya.

Apa Yechan berniat menjilat ludahnya sendiri?

Tidak. Sebin tidak akan percaya begitu saja alasan yang Yechan berikan. Ia yakin jika ada hal lain yang disembunyikan.

Akan tetapi, Sebin juga sadar bahwa di sini dia hanya seorang karyawan. Bertanya terlalu dalam, ia rasa tak akan sopan. Jadi, ia hanya membalas dengan anggukan meski sedikit tak meyakinkan.

"Hyung, dari pagi tadi lihat ada pelanggan baru yang masuk ke sini ga?"

Dahi mengernyit, mencoba mengingat, namun Sebin merasa tak melihat ada pelanggan baru yang menyambangi kedai mereka seharian ini. Tapi, ya Sebin mana hapal? Banyak yang datang, ga mungkin ia ingat semua, 'kan?

Pertanyaan Yechan menimbulkan tanda tanya baru. Apakah ada seseorang yang sedang pemuda itu tunggu?

Mungkin saja begitu. Mungkin saja itu memang alasan mengapa Yechan sering datang ke sini.

Sementara Yechan yang mendengar jawaban tak memuaskan, tampak semakin galau saja raut wajahnya.

Kenapa Jae tidak datang lagi?

Apa karena kecewa dengan masakannya tempo hari?

Yechan serius kepikiran.

Entah soal masakan, atau ada hal lain yang juga memungkinkan.

Cemberut, pemuda itu kembali duduk dan tak berniat menjawab pertanyaan Sebin yang bertanya kenapa. Namun, saat itu juga Yechan meminta semua karyawannya untuk bebersih dan pulang.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Masih sore, tapi lagi-lagi Yechan sedang ingin menyepi.

"Oh, iya ... besok buka agak pagian, ya! Sepertinya saya mau ngubah jadwal. Kalian ada yang keberatan?"




My Jae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang