18

170 22 3
                                    

Mendengar cerita Jae, Yechan jadi berpikir. Seperti banyak film yang sudah ia lihat, pasti ada alasan mengapa Jae belum bisa tenang meninggalkan dunia.

Tapi, Yechan memilih untuk memendamnya sendiri untuk sementara.

Ia mengeratkan genggaman tangannya, dan kembali mengikuti kemana kaki Jae melangkah. Sampai akhirnya mereka berhenti di depan restorannya sendiri.

"Loh, kita balik ke sini?"

Jae mengangguk.

Yechan kembali memandangi restoran yang walaupun tak bisa dibilang besar, namun ramai orang berlalu lalang.

Dari tempat mereka, Yechan bisa melihat Jae yang berdiri tanpa melakukan apa-apa di depan restorannya.

Apa ini masa lalu?

Yechan ingin bertanya, tapi di sisinya Jae hanya menggerakkan dagunya. Ia mengembalikan perhatiannya. Tak lama ada mobil datang. Yechan jelas mengenalinya. Bahkan siapa yang keluar dari dalamnya pun ia hapal di luar kepala.

Ya, itu dirinya.

"J-Jae?"

"Mm. Itu kamu dan ..." Jae menunjuk ke satu tempat di mana ada Jae yang lain berdiri. "Di  sana ada aku yang terpesona sama kamu," Jae terkikik geli dengan tingkah konyolnya sendiri.

Tapi, sepertinya Jae tak membual, karena Yechan bisa melihat Jae yang terus menatapnya. Bahkan hantu itu tak bergerak sampai ia kembali keluar dari restoran.

"Kamu ... nungguin aku seharian?"

Yechan jadi merasa bersalah karena tak mampu menyadari kehadiran Jae lebih awal.

"Mm."

"Berdiri terus kaya gitu? Kenapa kamu ga masuk aja?"

Jae cemberut, "Aku takut."

"Hm? Takut sama?"

"Hantu. Aku takut ada hantu yang lebih menyeramkan di dalam restoran."

"Hantu kok takut sama hantu, sih?"

"Aku hantu, tapi penunggu rumah-rumah itu biasanya banyak yang jahat. Mukanya juga kadang ada yang jelek."

Yechan tertawa kecil, "Kamu juga jahat."

Jae jelas terkejut. Namun, sebelum Jae salah paham, Yechan langsung menjelaskan, "Kamu jahat karena udah ngasih aku harapan, padahal kita ga mungkin bisa pacaran."

My Jae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang