Yechan tak mendapat jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan bahkan hingga Jaehan menghilang dari hadapan.
Ada rasa sedih, namun ia tahu bahwa berbahaya bagi Jaehan jika terus berlama-lama menunjukkan diri di hadapannya. Jadi, Yechan berusaha mengerti dan menuruti permintaan Jaehan bahwa ia akan selalu bahagia karena biarpun tak mampu melihat, Jaehan pastikan akan terus berada di dekatnya.
Ia juga tahu perihal Sebin yang mengadu pada Hyuk -Jaehan yang mengatakan. Namun, daripada menjelaskan, Yechan memilih untuk membiarkan.
Bahkan jika Maminya tahu, ia hanya akan menanggapi apa yang sekiranya perlu.
Jaehan tak ingin ia terlalu terbebani dengan hubungan aneh yang mereka jalani, Yechan juga tak ingin terlalu menuntut. Ia tahu siapa Jaehan dan hubungan mereka tak mungkin bisa berjalan selayaknya pasangan normal lainnya.
Tak apa, Yechan sungguh baik-baik saja. Lagi pula, bukankah itu bagus? Kecantikan Jaehan, hanya ia sendiri yang bisa menikmati.
Benar, ia pernah mendengar jika hantu itu menyeramkan, namun kenapa Jaehan malah begitu indah di dalam pandangan matanya?
Apakah Jaehan hanya menyenangkannya, atau memang begitu adanya?
Haruskah ia bertanya?
Ah, tidak ... ia tak ingin Jaehan tersinggung karena sikap konyol dan tak sopannya. Rasa penasaran itu tampaknya harus ia tekan.
Tak sampai tengah hari, Yechan pulang. Ingin bertemu juga dengan teman-temannya karena mereka sudah janjian.
Sementara Jaehan, ia pulang ke rumah Hwichan yang ia ceritakan sudah menolongnya. Mungkin bantuannya tak bisa mengembalikan Jaehan ke tempat yang seharusnya, tapi setidaknya karena Hwichan, ia jadi punya tempat tujuan.
Sayangnya, bukannya sambutan, ia justru mendapat omelan.
Tentu saja ini tentang manusia yang kini resmi menjadikannya kekasih. Shin Yechan.
"Perasaan kalian itu semu."
Jaehan bukannya tak tahu. Ia sadar betul akan hal itu.
Tapi ...
"Tapi, aku sayang banget sama dia."
Hwichan mendesah. Paham jika seseorang yang tengah jatuh cinta akan sulit untuk mengerti bahwa cintanya bisa saja menjadi musibah nanti.
"Hyung tahu kan resikonya?"
Jaehan cemberut, namun kepala tetap ia anggukkan.
"Aku ga akan ngelarang lagi, tapi hyung yang harus ngerti. Jangan sampai ngelanggar batasan, karena sekarang bukan cuma hyung yang harus nanggung resikonya, tapi dia juga."
Karena cinta antara hantu dan manusia, tak sesederhana kelihatannya.