49. One Fine Day With Mom

1.5K 103 36
                                    

Welcome to Dream!

Tandai typo bertebaran!

Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!

NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️

SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!

Dengerin musiknya biar dapat feel nya!

Are you ready?

Oke let's go!

------ Happy Reading ------

Dewa berpikir apakah ia masih sanggup untuk bertahan atau tidak di saat dirinya hampir kehilangan harapan. Namun kenyataannya, takdir buruk itu perlahan mulai berganti menjadi takdir baik yang ia harapkan selama ini.

"Kamu baru pulang jam segini abis darimana Wa?" Zoya yang saat itu sedang duduk menonton tv menghampiri Dewa ketika dirinya mendengar suara pintu utama yang dibuka. Ia memang sengaja menunggu satu anaknya pulang. Zoya tidak tenang ketika kekurangan salah satu anaknya.

Dewa sedikit terkejut dengan kehadiran Zoya. Ada rasa takut menyergap hatinya ketika melihat Zoya yang berdiri di hadapannya. Ia takut dibentak lagi seperti dulu saat ia pulang malam dan berakhir mendapat hukuman.

Sejujurnya Zoya sudah tau jika Dewa bekerja kembali di restoran. Jidan yang memberitahunya saat mereka berdua duduk di taman rumah sakit menunggu Dewa sadar. Zoya bercerita kepada Jidan bagaimana ia menyesal sekarang karena selama ini dirinya tak peduli sedikitpun terhadap Dewa dan Jidan dengan sukarela menceritakan segalanya mulai dari bagaimana Dewa yang ingin mencari beasiswa untuk kuliah hingga ia tau jika Dewa bekerja di sebuah restoran demi mengumpulkan uang untuk menabung.

Flashback

"Selama ini setiap kali Dewa bikin salah, hukumannya kalau ga dipotong uang jajan, ya dicambuk sama ayahnya. Pernah malah waktu itu ayahnya ngehukum dia buat ngerjain semua pekerjaan rumah bareng Bi Ayu. Tante waktu itu bodoh banget Dan biarin Dewa dalam kesengsaraan. Hebatnya lagi anak tante itu cuma pasrah nerima dan selalu terlihat baik-baik aja."

Jidan terkekeh mendengar cerita Zoya. Ia sudah tau hal tersebut. "Dia ga pernah baik-baik aja Tan. Asal Tante Zoya tau, Dewa itu kerja buat cukupin kebutuhannya yang kurang."

Zoya terkejut mendengar info dari Jidan. "Kerja? Dewa kerja apa?"

"Dia kerja di sebuah restoran dekat pinggir kota. Awalnya dia ga diterima karna rata-rata ga ada cafe atau restoran yang mau nerima kerja part time buat anak sekolah. Tapi Dewa mohon-mohon sama managernya. Dan akhirnya dia diterima kerja."

"Tapi waktu itu Raja pernah bilang kalau Dewa ke club?" tanya Zoya.

Jidan tertawa mendengar perkataan Zoya. "Tante percaya? Raja itu selalu cari cara biar hidup Dewa ga pernah tenang. Dewa aja kerja untuk menuhin kebutuhannya yang kurang, buat apa dia ke club kalau selama ini dia kerja untuk bayar spp?"

Zoya kembali merasa buruk sebagai seorang ibu. "Dia kerja sejak kapan Dan kalau Tante boleh tau?"

"Sejak kelas satu SMA Dewa udah mulai kerja sebenarnya. Dewa kerja serabutan, dia juga pernah kerja di warung mie ayam sekolah selama ini tapi alesannya cuma buat bantuin Mas Agung doang jualan mie ayam. Katanya kasian sama mas Agung kewalahan bikin pesanan dan anterin ke pembeli."

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang