44. Fakta dan Kebenaran

3.3K 215 22
                                    

Hallo gaysss, sebelum lanjut author mau absen dulu dong di sini pake emot ☝️

Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!

NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️

SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!

Dengerin musiknya biar dapat feel nya!

Are you ready?

Oke let's go!
-

----- Happy Reading ------


Jam menunjukkan pukul 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul 20.00 namun kediaman keluarga Maheswara sangat sepi. Rea dan Zoya berada di rumah sakit menunggu Dewa. Sedangkan satu putranya lagi entah kemana membuat Adrian baru sadar jika Raja belum pulang sejak pagi. Pria itu mengambil ponselnya dan menelpon putra sulungnya itu.

"Halo, Raja kamu dimana? Ayah kenapa ga kasih kabar sama sekali? Ayah khawatir sama kamu, pulang sekarang nak." Adrian berkata dengan lembut meskipun ia khawatir dan cukup kesal dengan anaknya itu. Berbeda sekali dengan putra satunya yang akan ia maki jika pulang terlambat. Bahkan dirinya tidak pernah khawatir anak itu akan pulang atau tidak.

"Sepertinya putra anda tidak akan kembali lagi tuan Adrian yang terhormat." suara bariton itu menyahut panggilan ditelfon.

Dahi Adrian mengkerut saat mendengar suara yang bukan milik anaknya. "Anda siapa? Mana putra saya? Kembalikan ponselnya!"

Aber tertawa kecil sembari menatap Raja yang tak sadarkan diri setelah dihajar habis-habisan oleh Septa.

"Jika anda ingin tahu kebenarannya, maka anda harus siap menyesal Adrian. Namun jika anda tidak peduli dengan anak anda, biarkan saja dia mati di tangan saya dalam 24 jam ke depan. Vila Ngarai Indah nomor C2."

Tut...Tut...Tut...

"Halo! Halo! Ck sialan!" Adrian mengepalkan tangannya. Mengapa semuanya jadi semakin rumit? Keluarganya kini berantakan.

Adrian mengambil kunci mobilnya dan bergegas mencari Raja. Pria tanpa nama itu memberinya informasi tempat dimana Adrian harus datang ke sana sekarang juga.

•••

"Bun, bang Dewa kapan bangun?" tanya Rea pada Zoya. Mereka berdua duduk di depan ruang ICU.

Zoya menggeleng pelan. "Bunda juga gatau Re. Tapi kita harus banyak-banyak berdoa biar bang Dewa segera sadar."

"Kenapa ya orang sebaik bang Dewa harus ngelewatin kehidupan yang buruk?" gumam Rea. Dirinya bersandar di bahu Zoya.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang