48. Suasana Baru

1.2K 97 44
                                    

Welcome to Dream!

Tandai typo bertebaran!

Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!

NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️

SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!

Dengerin musiknya biar dapat feel nya!

Are you ready?

Oke let's go!

------ Happy Reading ------

Hari ini Dewa sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Di sinilah ia berdiri sekarang. Menatap megahnya rumah tempat ia dilahirkan dan tumbuh seorang diri.

"Ayo masuk!" Zoya menepuk pelan pundak Dewa dan menarik koper milik Dewa.

Dengan langkah pelan, Dewa berjalan memasuki rumahnya. Masih sama seperti terakhir kali ia keluar dari rumah ini. Bedanya kini ia ditemani oleh sang bunda.

Baru beberapa langkah ia berjalan, suara berat milik Adrian terdengar hingga membuat hatinya bergetar.

"Masih berani pulang?" tanya Adrian datar.

"Mas, kamu apa-apaan sih? Dewa baru keluar dari rumah sakit." ucap Zoya menjawab suaminya.

"Saya tidak berbicara dengan kamu! Hey anak sial, apa yang sudah kamu lakukan hingga istri saya berubah!?" tanya Adrian dengan suara lantang.

"Mas!"

"Diam!"

Dewa hanya menundukkan kepalanya tanpa berani menatap Adrian. Perlakuan-perlakuan buruk Adrian terhadapnya berputar di otak Dewa seperti kaset rusak.

"Jawab sialan!" bentak Adrian karna Dewa yang hanya diam menunduk.

Dewa memejamkan matanya kala mendengar suara bariton Adrian. Masih dalam keadaan menunduk takut Dewa menjawab ucapan ayahnya. "Dewa...ga lakuin apa-apa....a-y-yah..." ucapnya ketakutan.

Zoya yang melihat putranya bergetar langsung memeluk hangat tubuh putranya. "Jangan takut, bunda ada di sini. Kita masuk ke kamar aja ya? Kamu kan baru sembuh, pasti capek, yuk." ucap Zoya menuntun Dewa masuk ke kamarnya.

Saat melewati Adrian, mata Zoya menatap tajam pada suaminya sembari berbisik, "Urusan kamu sama aku, jangan sakiti anakku!" tekannya kemudian berlalu membawa Dewa menuju kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar Dewa, Zoya meletakkan barang-barang Dewa di sebelah kasurnya. Sedangkan putranya duduk di atas ranjang dengan tatapan kosong.

Zoya menghampiri Dewa. Ia tau pasti putranya sangat trauma bila pulang ke rumah dimana ia selalu disiksa.

"Kamu butuh sesuatu?" tanya Zoya lembut. "Hey, liat bunda." ucap Zoya menarik dagu putranya.

"Bun, Dewa takut sama ayah." lirih Dewa. Terlihat jelas dari matanya yang berkaca-kaca dan gurat wajah yang terlihat gelisah.

"Ga perlu takut. Sekarang kamu punya bunda. Ada Rea juga yang bakal bantu jagain kamu. Dua bidadari cantik yang selalu di samping kamu." ucap Zoya seolah memberikan ketenangan untuk putranya.

"Maaf, Dewa selalu ngerepotin bunda. Dewa memang beban banget. Harusnya Dewa ga di sini sekarang." ucap Dewa merasa bersalah.

"Sstt, kamu ga boleh ngomong gitu. Bunda yang salah karna udah nyakitin kamu. Kasih bunda kesempatan untuk memperbaiki kesalahan bunda dan menjadi ibu yang baik buat kamu ya? Bunda sayang sama Dewa. Bunda ga mau Dewa sedih-sedih lagi. Kalau kamu butuh sesuatu, kasih tau bunda atau Rea oke?"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang