39. Harapan

2.7K 193 18
                                    

Hallo! Sebelum lanjut author mau absen dulu dong di sini pake emot ☝️

Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!

NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️

SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!


Are you ready?

Oke let's go!

------ Happy Reading ------

Di balik pintu kamarnya, Dewa terduduk lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di balik pintu kamarnya, Dewa terduduk lemas. Ia meluruhkan tubuhnya dan bersandar pada pintu. Dewa tidak peduli dengan dirinya yang akan sakit karena masih mengenakan pakaian lembab.

Mentalnya benar-benar hancur. Mengapa Zoya tega mengatakan hal menyakitkan itu padanya? Hatinya terluka namun dirinya tak bisa marah atau membenci Zoya. Kini ia juga harus bekerja ekstra untuk biaya pengobatan dan cuci darah.

"Sakit...semuanya sakit. Mulai dari tubuh, sampai hati Dewa sakit Oma. Bunda ga jahat, bunda cuma marah tapi kenapa se-menyakitkan ini?" Dewa menepuk-nepuk dadanya. Bak belati yang menusuk hulu hatinya, nyeri dan ngilu. Sekuat apapun ia mendaniel diri, kenyataannya Zoya tetaplah benci terhadap dirinya.

"Padahal Dewa cuma pengen dipeluk bunda. Dewa cuma minta waktu sedikit aja ga bisa, Dewa ga punya waktu banyak."

Tiba-tiba perutnya terasa mual lagi. Dengan cepat Dewa berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan darah. Ia sudah tidak kaget melihat hal tersebut. Namun tetap saja Dewa merasa takut.

Di saat ini, dirinya malah harus berjuang sendiri. Tak sama seperti Raja yang akan dirawat dan disayang ketika sakit. Dewa iri, ia juga ingin mendapatkan perlakuan yang sama seperti Raja.

Badannya meluruh di lantai kamar mandi saking lemas. Bibirnya pucat pasi dan kepalanya sakit.

"Capek....pengen dipeluk bunda...." lirihnya bersamaan darah yang keluar dari lubang hidungnya.

Dewa tidak peduli dengan keadaannya, perlahan mata bulan itu tertutup dengan sempurna menyisakan angan-angan Dewa.

•••

"Dewa, bangun sayang." Suara lembut itu membuat Dewa membuka mata. Kepalanya berputar untuk mencari sumber suara tersebut.

"Dewa,"

Tepat saat Dewa membalikkan tubuhnya, seorang wanita tersenyum ke arahnya. Laki-laki itu terkejut namun tak ayal dirinya juga sangat bahagia.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang