Ga bosan-bosannya Choco sampein buat like dan komen cerita Choco. Tolong hargai author yang menulis karna nulis itu ga gampang.
Satu lagi, jangan lupa mampir di AU nya arbieee_queen yang udah author cantumin di bab sebelum ini.
------ Happy Reading ------
Hari libur bagi Dewa sama seperti biasanya. Tidak ada yang menarik untuk di lakukan selain bekerja mencari pundi-pundi rupiah untuk ia tabung guna memenuhi segala keperluannya. Namun kali ini berbeda karena resto tempat ia bekerja tutup untuk seminggu ke depan.
Setelah kemarin sakit selama dua hari akibat ulah sang ayah, Dewa kini sudah lebih baik. Masih terdapat beberapa bekas luka di wajah dan lengannya namun itu tak membuat lelaki tampan berlesung pipi itu menyerah.
Dewa kini sedang berada di teras belakang, duduk di ayunan dan bersantai. Semua keluarganya pergi berlibur, kecuali dirinya yang sudah pasti tidak akan di ajak.
Dewa teringat dulu sang bunda sering duduk di ayunan kayu itu sambil mengusap perut buncitnya. Kemudian ia dan Raja akan berbicara kepada calon adik. Ah Dewa merindukan suasana hangat itu.
"Den Dewa!" panggil Bi Ayu.
"Kenapa Bi?"
"Den Dewa melamun aja, Den Dewa ga bosen atuh di rumah terus?" tanya Bi Ayu. Sejujurnya wanita tua itu iba dengan anak majikannya ini. Sudah beberapa hari Bi Ayu memperhatikan Dewa yang sering duduk melamun di ayunan belakang.
"Bosen, tapi mau gimana lagi? Lagian juga Dewa gatau harus ngapain Bi. Mau kerja, tapi resto juga tutup selama libur." ucap Dewa.
"Kenapa ndak coba kabarin mas Jidan aja atuh den? Biasanya kan main bareng." kata Bi Ayu menyarankan.
"Jidan ada urusan Bi sama ayahnya." jawab Dewa.
"Owalah begitu." Bi Ayu terlihat berpikir. Apalagi yang harus ia lakukan untuk membuat Dewa merasa tidak kesepian.
"Bi, Dewa ke kamar dulu ya." pamit Dewa bangkit dari ayunan.
"E-eh, iya den."
Dewa menutup pintu kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur. Dewa memandang langit-langit kamarnya. Kepalanya menoleh ke samping dan mengambil sebuah bingkai foto keluarganya.
Lagi-lagi ia di asingkan. Sebenarnya ia dianggap apa oleh mereka? Hidup di atas kerasnya keluarga yang tak menganggap kehadirannya membuat Dewa tak memiliki tujuan lain selain mendapatkan kasih sayang.
"Untuk apa gue bertahan? Untuk masa depan gue, untuk secuil kasih sayang keluarga dan untuk sebuah pengakuan orang tua. Cuma itu, gue cuma minta itu."
Dewa mengusap bingkai foto tersebut. Alih-alih tertidur, dirinya justru membayangkan momen indah bersama keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Novela JuvenilDewangsa Regan Maheswara, anak kedua dari keluarga Maheswara. Laki-laki idola sekolah namun rapuh di dalam. Bagi keluarga nya, Dewa tak lebih dari anak sial yang hadir di tengah keluarga Maheswara. Berbeda dengan Raja sang kakak dan Rea sang adik ya...