20. Rapor Milik Dewa

3.8K 206 35
                                        

Holla!
Setelah dipikir-pikir, bosen juga sama panggilan author dan readers. Untuk itu author bikin nama panggilan buat kalian yaitu "BUBU" dan panggil author dengan sebutan "CHOCO"

Akhir-akhir ini Choco lagi banyak tugas terus sempet sakit juga. Jadi ga bisa sering update. Tapi karena Choco sayang sama Bubu, jadi Choco tetap nyicil nulis dream.

Untuk itu jika kalian suka dengan karya tulis Choco tolong hargai dengan cara vote dan komen. Beberapa komentar udah ada yang Choco bales kok.

Buat Bubu makasiii banyakkk yang udah ngasih support biar cerita ini tetap lanjut terus. Jangan lupa share juga biar makin banyak yang baca dan like cerita ini.

------ Happy Reading! ------

Besok acara penerimaan rapor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besok acara penerimaan rapor. Sudah seminggu ujian berjalan dan tiba saatnya hari dimana pengumuman hasil ujian.

Dewa duduk di kamarnya memegang surat undangan kepada orang tua untuk mengambil rapor. Ia sedang berpikir keras untuk mengatakan kepada Adrian dan Zoya.

Dewa menghela napas frustasi. Pasalnya setiap kali menerima rapor, ia selalu mengambil rapornya sendiri. Kedua orang tuanya tak pernah mau mengambil rapornya dan memilih untuk mengambil rapor Raja. Dan ketika sampai di rumah, Adrian selalu meminta rapornya. Jika hasilnya tidak lebih baik dari Raja, pria itu akan memberikan hukuman untuk putra bungsunya.

"Gimana caranya ngasih tau ayah sama bunda?" tanya Dewa sembari memperhatikan amplop putih di tangannya.

Dewa berjalan membuka pintu kamarnya. Ia mendekat ke ruang makan, ada semua anggota keluarganya tengah berkumpul makan malam sembari tertawa. Sudah biasa begitu, namun kali ini Dewa cukup dibuat bimbang. Apakah ia harus memberikan undangan tersebut kepada kedua orang tuanya? Atau mengambil sendiri rapor seperti sebelumnya?

Pada akhirnya Dewa berjalan untuk memberikan amplop tersebut kepada Adrian.

Saat tinggal beberapa langkah lagi, samar-samar ia mendengar Raja berbicara kepada ayah dan bundanya.

"Yah, Bun, besok Raja terima rapor. Kalian dateng kan? Nih ada surat undangan." ucap Raja menyodorkan amplop putih yang sama seperti yang dipegang Dewa.

Adrian mengambilnya lalu membaca isi amplop tersebut. "Iya nanti ayah sama bunda dateng." ucap Adrian.

Ngomong-ngomong soal Raja, ia sudah sembuh dan mengikuti ujian susulan berkat izin dari Adrian.

"Bunda mau jemput rapornya Rea besok. Kamu sama ayah aja Ja." ucap Zoya.

Raja mengangguk. "Gapapa, yang penting ayah dateng."

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang