06. Insident

3.9K 180 2
                                    

Holaaaaaaa !!!

Sorry aku update nya lama

Gimana? Apakah kalian masih semangat???

Diharapkan vote dan komen nya ya...

Tolong tandai typo bertebaran oke.

Are you ready???

Oke let's go!

Happy reading🤗

Malam tiba begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam tiba begitu cepat. Keluarga Maheswara sedang melangsungkan acara makan malam bersama. Kali ini Dewa ikut makan di meja makan lantaran perutnya yang sakit karena belum diisi apapun sejak pagi.

Dewa fokus makan tanpa bicara ataupun ikut dengan topik keluarga nya.

"Ayah sama Bunda rencananya mau terbang ke Singapura untuk ngurus bisnis di sana. Kebetulan Bunda juga ada job kata nya. Kalian besok libur kan? Ini tiket untuk kalian." Ujar Adrian yang sudah pasti ditujukan hanya kepada Raja dan juga Rea. Ia menyerahkan dua kertas tiket pesawat.

Dewa masih tetap diam dan fokus pada makanannya sendiri. Sejujurnya ia terkejut karena Ayahnya yang tiba-tiba saja memberikan tiket untuk Raja dan Rea. Namun Ia berusaha secepatnya untuk selesai agar tidak perlu berlama-lama mendengarkan suara yang menyebabkannya sakit hati.

"Emang Ayah Bunda mau berangkat kapan?" tanya Raja.

"Kita berangkat besok." ucap Adrian.

Raja melirik Dewa lalu tersenyum sinis. "Anak itu, gak Ayah kasih tiket juga?" tanya Raja.

Adrian menoleh ke arah Dewa yang sedang menyuap nasi. "Ngapain ngajak dia? Dia bisa liburan sendiri." jawab Adrian.

"Betul, lagian juga dia harus belajar biar ga bodoh terus." timpal Zoya tanpa melirik Dewa.

Dewa diam. Ia tak ingin berdebat di depan makanan. Ia masih bisa menahan semua nya.

"Tenang Dewa, lo bisa tahan biasanya." batin Dewa

"Ngapain sih Bang ngajak-ngajak orang gak jelas gitu? Ntar kita kenapa-kenapa lagi di jalan bawa dia." tambah Rea.

"Oh iya juga ya, ntar bisa-bisa di tengah perjalanan kita sial lagi gara-gara bawa anak sialan." ucap Raja menyindir.

Dewa bangkit setelah meletakkan alat makannya membuat kursi yang ia duduki berdecit pelan.

"Makasih buat makanannya, Dewa ke kamar dulu." pamit nya pergi dari sana. Biar gimana pun hati Dewa sakit mendengar ucapan-ucapan dari anggota keluarganya.

"Liat kan, dia memang gak tau etika. Untung Ayah gak beliin tiket tambahan." sindir Adrian

Dewa berbalik menatap Ayah nya. "Mau Ayah gimana?" tanya Dewa.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang