22. Beribu Luka

3.6K 239 22
                                        

Selamat datang kembali di cerita Dream ☺️

Harap untuk vote dan komen di setiap part!

Cerita ini mengandung unsur bawang, jadi jangan lupa sediakan tisu.

Panggil author dengan sebutan Choco dan kalian readers disebut sebagai Bubu.

JANGAN JADI SILENT READERS ❌

------ Happy Reading ------

Hari ini Dewa berencana untuk menjenguk Hanum di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Dewa berencana untuk menjenguk Hanum di rumah sakit. Ia berharap wanita itu baik-baik saja.

Mengingat perkataan Jidan semalam, cukup membuat Dewa tersakiti. Namun Dewa juga tak bisa menyalahkan Jidan karena keadaan yang salah. Semoga nanti Jidan sudah kembali seperti sebelumnya. Mungkin tadi malam ia panik dan juga emosi. Dewa akan menjelaskan apa yang terjadi semalam nanti kepada Jidan.

Dewa sampai di rumah sakit dan langsung menuju ke ruang UGD. Sesampainya di sana, ia tak melihat keberadaan Jidan dan juga ayahnya.

Dewa mengeluarkan ponselnya dari kantong untuk menghubungi Jidan namun ponsel laki-laki itu tidak aktif sama sekali. Akhirnya Dewa memutuskan untuk bertanya ke ruang resepsionis

"Maaf sus, mau tanya pasien yang semalam di UGD atas nama Hanum dimana ya sus?" tanya Dewa pada suster yang berada di meja resepsionis tersebut.

"Sebentar ya mas, saya cek dulu."

Suster tersebut mulai mencari nama Hanum di buku daftar. "Maaf mas, pasien dengan nama Bu Hanum sudah dipindahkan ke ruang ICU." ucap suster tersebut.

Jantung Dewa berpacu cepat saat mendengar Hanum berada di ruang ICU. Tidak, semoga wanita itu baik-baik saja.

"Makasih ya sus."

"Sama-sama mas."

Dewa berusaha untuk tetap tenang dan berpikir positif. Ia berjalan menuju ruang ICU.

Saat berada di depan, ia melihat Jidan yang duduk di kursi tunggu dengan kepala tertunduk. Dewa mendekati Jidan untuk bertanya padanya.

"Dan,"

Jidan mendongak, terlihat oleh Dewa mata laki-laki itu memerah. Ada kantong mata berwarna hitam serta rambut berantakan membuat Jidan terlihat sedikit menyeramkan. Dewa paham, Jidan pasti sangat sedih Hanum masuk rumah sakit.

Saat Dewa hendak duduk di samping Jidan, laki-laki itu lebih dulu mendorong tubuhnya membuat Dewa terjatuh ke lantai.

Bruk!

"Dan,"

"NGAPAIN LO KE SINI? BELUM PUAS LO NYAKITIN MAMA GUE?" teriak Jidan murka.

Dewa kembali berdiri dan menatap Jidan. "Dan, gue ga tau sama sekali apa yang terjadi. Gue udah berusaha buat nyelamatin Tante Hanum." ucap Dewa menjelaskan.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang