Dewangsa Regan Maheswara, anak kedua dari keluarga Maheswara. Laki-laki idola sekolah namun rapuh di dalam. Bagi keluarga nya, Dewa tak lebih dari anak sial yang hadir di tengah keluarga Maheswara. Berbeda dengan Raja sang kakak dan Rea sang adik ya...
Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!
NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️
SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!
Dengerin musiknya biar dapat feel nya!
Are you ready?
Oke let's go!
------ Happy Reading ------
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gimana dok keadaan anak saya?" Zoya bertanya kepada dokter Denis saat dokter Denis selesai memeriksa keadaan Dewa.
"Keadaannya mulai stabil tapi tetap harus dipantau." jawab dokter Denis. "Oh iya jangan lupa hari ini jadwal cuci darah. Usahakan untuk tidak terlambat karena banyak pasien yang mengantri." ucap dokter Denis mengingatkan.
"Baik dok, terimakasih." jawab Zoya.
Dokter Denis tersenyum ke arah Dewa. "Semangat ya Wa, kamu pasti sembuh. Harus optimis oke? Jangan menyerah!" semangat dokter Denis.
Dewa mengangguk. "Terimakasih dok."
"Sama-sama, kalau gitu saya permisi dulu." dokter Denis kemudian keluar dari ruangan Dewa setelah selesai memeriksa keadaan Dewa.
Selepas kepergian dokter Denis, Dewa menekukkan wajah nya kembali.
"Kamu kenapa hm? Kok sedih gitu?" tanya Zoya yang melihat raut murung anaknya.
"Dewa bosen di rumah sakit bunda. Dewa kangen rumah." ucap Dewa.
"Kamu ga denger kata dokter tadi? Kamu itu belum pulih, masih ada jadwal cuci darah juga. Nanti pasti bakal pulang, yang penting sekarang kesehatan kamu dulu nomor satu." ucap Zoya memberi pengertian.
"Bun," panggil Dewa.
Zoya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Dewa, menoleh ke arah putranya. "Hm?"
"Bunda ga kerja?" tanya Dewa.
Zoya tersenyum kecil. Ia kemudian duduk di atas brankar dan memandang anaknya. Di usapnya kepala Dewa dengan lembut. "Bunda udah mutusin buat cuti dan fokus sama kesembuhan kamu. Bunda juga udah nitipin ke sekretaris bunda, jadi kamu ga perlu pikirin kerjaan bunda." ucap Zoya.
"Maaf kalau Dewa bikin bunda jadi susah. Abis ini Dewa janji ga akan ganggu kerjaan bunda lagi. Atau kalau bunda mau pergi gapapa Dewa bisa sendiri di sini, udah biasa kok."
Zoya sedikit sedih mendengar perkataan Dewa. Seperti melihat masa lalu sehingga putranya sangat takut membuat kesalahan.
"Siapa bilang kamu ganggu? Kamu anak bunda, udah seharusnya bunda ngerawat kamu kalau kamu sakit. Jadi jangan ngerasa jadi beban buat bunda oke? Justru bunda jadi kepikiran dan ga fokus kerja kalau kamu nya belum sembuh." ucap Zoya. "Sekarang kamu harus sarapan biar cepet sembuh." Zoya mengambil bubur yang sudah ia siapkan tadi. Ia kemudian menyuapkannya kepada Dewa.