Dewa, Alfi dan Jidan berjalan di koridor kelas IPA. Mereka bersama-sama dari gerbang menuju kelas.
Sejak tadi Jidan tak henti-hentinya mengoceh soal tim basket nya yang kalah semalam. Ia bahkan tak bisa tidur memikirkan kekalahan tim kebanggaannya.
Alfi memutar bola mata malas. Ia mendorong Jidan hingga tanpa sengaja laki-laki itu menabrak meja guru di kelas.
"Berisik!"
"Anjing! Gue lagi kesel lo dorong-dorong! Sini lo!"
Alfi tak peduli, dengan santai nya ia meletakkan tas di atas meja kemudian bermain game di hp nya. Sedangkan Dewa memilih untuk melipat tangan lalu tidur. Semalam ia tidak bisa tidur karena kepala nya sakit.
"Woi! Malah sibuk lo berdua!" Jidan berkacak pinggang di depan meja Dewa dan Alfi.
Karena tak mendapat sahutan, Jidan duduk di kursi nya yang berada di seberang meja Dewa.
"Ntar sore jangan lupa latihan lagi." Kata Jidan.
Dewa membuka mata nya. "Gak bisa, gue ada lomba puisi minggu depan. Buk Anin nyuruh gue dateng ke ruangannya pulang sekolah."
Jidan mengangguk. Karena bosan dengan game, Alfi menutup hp nya kemudian menyimpannya di dalam saku.
"Gue yakin lo pasti menang Wa." ucap Alfi menyemangati.
"Iya lah, tiap dia lomba puisi, selalu di embat sama dia piala nya. Peserta lain mana kebagian piala." sahut Jidan bangga. Ia beralih duduk di atas meja Dewa. "Pokoknya sahabat gue yang terbaik! Gue yakin kali ini lo pasti bakal pulang bawa piala lagi! Bikin sahabat lo ini bangga dengan kemenangan lo." ucap Jidan tersenyum cerah. Mood nya kembali membaik lagi.
Dewa tersenyum tipis. Kali ini kesempatannya untuk bisa mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Jika ia berhasil membawa pulang piala itu, Ayah dan Bunda nya pasti akan senang.
"Thanks, gue harap gue bisa kasih yang terbaik." balas Dewa.
Tak lama bel pun berbunyi. Kini semua murid kembali duduk di tempatnya masing-masing menunggu guru datang dan memulai pelajaran.
•••
"Ini tema puisi untuk lomba minggu depan. Kamu boleh pilih salah satu saja. Silahkan buat kemudian serahkan kepada saya lusa agar saya bisa perbaiki dan kamu revisi kembali." ucap Bi Anin memberikan beberapa lembar contoh puisi dengan tema yang berbeda-beda.
Dewa menerima dan membaca nya sekilas. Ada lima tema puisi yang diberikan Bu Anin.
"Baik Bu, nanti saya usahakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Novela JuvenilDewangsa Regan Maheswara, anak kedua dari keluarga Maheswara. Laki-laki idola sekolah namun rapuh di dalam. Bagi keluarga nya, Dewa tak lebih dari anak sial yang hadir di tengah keluarga Maheswara. Berbeda dengan Raja sang kakak dan Rea sang adik ya...