02. Kita Saudara

4.6K 192 6
                                    

Selamat datang di part ini!

Bagaimana? Apakah kalian masih semangat???

Diharapkan vote dan komen nya ya...

Tolong tandai typo bertebaran oke.

Are you ready???

Oke let's go!

Happy reading🤗

Pagi-pagi sekali Dewa sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Dewa sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Kini ia tengah memasukkan buku-buku nya ke dalam tas.

Dengan baju yang keluar dari celana, dua kancing yang terbuka di atas serta rambut yang sedikit berantakan Dewa siap berangkat. Ia menyandang tas nya sebelah bahu kemudian keluar dari kamar.

Ceklek!

"Den!"

"Astaghfirullah!"

Dewa terlonjak saat suara itu menyapa nya. Ia kira tadi siapa, ternyata Bi Ayu pembantu nya.

"Sorry den sorry. Good... Good... Good apa ya? Aduh Bibi lupa." Bi Ayu tampak berpikir sejenak mengingat kembali kata-kata lanjutannya.

Dewa terkekeh pelan. "Good morning Bibi." ucap nya menyambung.

"Nah iya, good morning den Dewa." ucap Bi Ayu membuat Dewa melepaskan tawa nya. Ada ada saja tingkah Bi Ayu pagi ini.

"Kenapa Bi? Pagi-pagi ngagetin aja, Dewa kira siapa di depan pintu berdiri. Mana Bibi pake mukena putih lagi."

Bi Ayu menyengir lebar. "Atuh den, Bibi mah abis sholat subuh tadi terus mau ke dapur cek isi kulkas buat masak. Eh liat aden baru keluar kamar, ya sudah bibi samperin." jelas Bi Ayu.

Dewa mengangguk pelan. Ia melirik jam di tangannya. "Ya udah Dewa berangkat dulu Bi, takut telat." pamit nya pada Bi Ayu.

"Eh? Gak sarapan dulu Den? Bibi belum masak." tanya Bi Ayu.

"Ga perlu, Dewa sarapan di sekolah aja. Udah ya Bi Dewa pamit, assalammualaikum."

"Walaikumsalam." balas Bi Ayu. Wanita tua itu tersenyum sendu melihat anak majikannya melangkah keluar rumah. Dalam hati ia berdoa semoga Dewa mendapatkan kebahagiaannya.

•••

Sekolah sepi karena hari masih terlalu pagi, sedangkan Dewa sudah lebih dulu sampai di sekolah nya. Ia memilih untuk ke rooftop saja. Dengan langkah lebar, laki-laki itu memasuki tangga rooftop dan berjalan ke salah satu sofa reot yang tak terpakai.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang