28. Retak

2.7K 201 15
                                    

Hallo Choco kembali

Udah siap untuk baca part ini?

Okey let's go!

------ Happy Reading ------

Jidan baru saja sampai di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jidan baru saja sampai di kelas. Ia melirik ke sekeliling namun tak menemukan atensi Dewa. Laki-laki itu lantas meletakkan tas nya di kursi yang berada di sebelah kursi Dewa. Tempat biasa ia duduk dulu.

Setelah meletakkan tas nya, Jidan keluar dari kelas hendak mencari Dewa. Ia yakin laki-laki itu kini pasti sedang berada di rooftop sekolah. Karena biasanya Dewa akan selalu datang pagi kemudian mangkal di rooftop dan tertidur hingga bel berbunyi.

Sesampainya di rooftop, Jidan tak langsung keluar. Ia mengintip di balik pintu rooftop. Benar dugaanya, Dewa sedang berbaring di atas sofa reot seperti biasanya. Laki-laki itu bahkan tak menghiraukan angin yang berhembus kencang.

Jidan menghela napas, perlahan ia melangkahkan kaki lebih dekat.

Dewa yang merasa sesuatu menyelimuti tubuhnya langsung membuka mata. Ia melihat Jidan berdiri di depan dan jaket yang menutupi tubuhnya.

"Kebiasaan lo ga pernah berubah. Tiap pagi nangkring di sini padahal dingin, udah berapa kali gue bilang?" ucap Jidan mengomel.

Dewa merasa tertegun saat Jidan mengatakan hal tersebut. Sama seperti dulu waktu mereka masih berteman baik.

Dewa duduk dengan benar dan menyampirkan jaket Jidan pada tangan sofa.

"Lo ga perlu repot-repot kaya gini. Bukannya lo seneng kalau ga ada gue? Trus kenapa sekarang lo ada di sini?" tanya Dewa beruntun.

Jidan menatap Dewa. "Gue tau gue salah sama lo. Gue mau kita baikan kayak dulu Wa." ucap Jidan.

Dewa memalingkan wajahnya ke arah lain. "Setelah semua yang terjadi?" tanya Dewa kembali. "Setelah lo maki-maki gue dan nyuruh gue mati, apa bisa gue berteman baik sama lo kayak dulu?"

"Gue tau kesalahan gue mungkin bakal bikin lo susah percaya sama gue lagi. Terlebih kata-kata gue yang nyakitin hati lo pasti bikin lo benci sama gue, iya kan?"

"Gue ga pernah benci sama lo Dan. Gue justru benci sama diri gue sendiri. Gue benci sama kelemahan gue. Gue benci sama kehidupan gue yang berantakan ini kayak yang pernah lo bilang."

"Maafin gue Wa, gue dibutakan sama emosi. Ga seharusnya gue nuduh lo tanpa bukti yang jelas." ucap Jidan.

"Gue udah maafin lo bahkan sebelum lo minta maaf." jawab Dewa.

"Lo maafin gue tapi sikap lo masih belum nerima gue. Gue harus apa biar kita bisa kaya dulu?"

Perkataan Jidan sama dengan perkataan Dewa dulu dimana dirinya berusaha keras untuk meyakinkan Jidan agar laki-laki itu percaya dengan ucapannya.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang