45. Trauma yang Membekas

3.7K 184 14
                                    

Hallo gaysss, sebelum lanjut author mau absen dulu dong di sini pake emot ☝️

Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!

NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️

SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!

Dengerin musiknya biar dapat feel nya!

Are you ready?

Oke let's go!

------ Happy Reading ------

Pagi-pagi sekali Zoya keluar dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Zoya keluar dari rumah. Wanita itu dengan langkah tergesa-gesa berjalan menuju garasi mobil. Adrian yang baru saja hendak menuju meja makan untuk serapan melihat istrinya yang berjalan ke arah pintu Utama. Pria itu lantas mengekori Zoya di belakang.

"Zoya!"

Zoya menoleh mendengar panggilan Adrian. "Apalagi mas? Semuanya udah aku siapin, kamu ambil aja sendiri di tempat biasa. Rea juga udah aku suruh berangkat sekolah tadi pagi. Aku paketin perlengkapannya juga." ucap Zoya hendak masuk ke dalam mobil sebelum Adrian menariknya dan menutup pintu mobil itu dengan paksa.

"Kamu ini tidak ada sopannya sama suami! Aku ini suami kamu, seharusnya kamu izin sama aku kalau mau pergi." ucap Adrian. Ia merasa tidak ada harga dirinya di hadapan sang istri.

Zoya memutar bola matanya malas. "Aku ga punya Waktu untuk berdebat sama kamu, anak aku udah nungguin aku di rumah sakit. Lebih baik sekarang kamu lepasin aku." ucap Zoya.

"Kamu pikir anak yang kamu maksud itu lebih penting daripada anak kamu yang sakit di rumah?" tanya Adrian. Meski tau kebenarannya ia tetap peduli dengan Raja. Bahkan semalam dirinya yang mengobati luka Raja.

"Bukannya udah ada kamu yang ngobatin? Jadi untuk apalagi aku?" tanya Zoya. "Lagian sejak dulu aku selalu merawat dan memperhatikan kedua anakku, namun tidak untuk satu anakku yang lain, yaitu Dewa. Dia lebih butuh aku sekarang. Raja masih bisa berdiri dengan kaki nya, sedangkan Dewa? Membuka mata pun tidak. Sadar mas! Mau sampai kapan kamu tutup mata? Dewa butuh kita sekarang, orang tuanya."

"Mereka berbeda." jawab Adrian datar.

"Berbeda? Berbeda dalam sisi apa yang kamu maksud? Sudah jelas Raja yang hampir menghilangkan nyawa orang lain, tapi kamu malah tetap peduliin dia. Kenapa kamu ga melakukan hal yang sama kepada Raja seperti yang kamu lakukan pada Dewa?"

Adrian diam menatap sang istri hingga membuat Zoya kembali bertanya.

"Ga bisa jawab kan kamu? Memang kamu yang ga punya hati nurani atau Dewa yang ga beruntung punya orang tua kayak kamu mas?" ucap Zoya.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang