15. Mimpi Adrian

4K 185 2
                                        


----- Happy Reading -----

Dewa memantul-mantulkan bola basket di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa memantul-mantulkan bola basket di tangannya. Sejak dua jam yang lalu dirinya bermain di lapangan basket sekolah saat semua murid sudah pulang. Laki-laki itu fokus membidik ring di hadapannya.

"Nice!"

Dewa menjerit girang saat bolanya berhasil masuk ke dalam ring. Ia berjalan ke pinggir lapangan karena sudah lelah bermain.

Saat Dewa sedang minum, Alfi dan Jidan menghampiri nya lalu duduk di sebelah kanan dan kiri Dewa.

"Tangan lo udah sembuh?" tanya Jidan saat melihat Dewa baru saja bermain basket.

"Udah." jawab Dewa.

Jidan mengangguk. "Syukur deh, inget jangan sampai kena benturan lagi. Kemaren kata dokter tangan lo hampir patah, untung cuma retak doang." peringat Jidan sungguh-sungguh.

"Minggu depan udah ujian. Ga nyangka bentar lagi kita kelas akhir. Kalian udah nentuin mau kuliah dimana?" tanya Alfi pada Dewa dan Jidan.

Dewa belum terpikirkan sedikitpun ingin melanjutkan dimana. Belum lagi ia juga harus mencari biaya untuk ang kuliah nya sendiri. Dirinya tak ingin memberi tahu Jidan dan Alfi jika sang ayah sudah tak membiayai pendidikannya lagi.

"Gue kayaknya mau cari beasiswa deh." ucap Dewa.

"Bagus sih, sekarang kan lagi banyak tuh poster-poster beasiswa nah lo coba aja daftar siapa tau lolos. Kan lumayan lo gak bayar kuliah, ya meski bapak lo kaya sih." kata Jidan mendukung.

Dewa tersenyum pahit. Ia butuh beasiswa itu karena memang ia susah mencari uang untuk kuliah. Memohon pada Adrian pun percuma, ia hanya akan mendapatkan penolakan atau berakhir dengan pukulan.

"Gue pengen masuk jurusan bisnis. Soalnya bapak gue pengen gue nerusin perusahaan dia." kata Jidan.

Alfi mengernyit. "Bukannya lo bilang dulu pengen masuk olahraga aja biar bisa jadi atlet basket?" tanya nya heran. Setau Alfi dulu Jidan sangat ingin menjadi seorang atlet di bidang olahraga basket. Itulah mengapa Jidan sangat semangat dalam ekskul basket.

Jidan mendengus. "Iya, tapi bapak gue ga ngizinin jadi gue ambil bisnis aja."

"Lo yakin?" tanya Alfi. Mengingat bisnis dipenuhi dengan angka-angka apalagi Jidan sangat anti dengan angka membuat Alfi jadi berpikir jika laki-laki itu pasti tak akan sanggup.

"Yakin lah."

"Ya udah." pasrah Alfi.

"Lo sendiri gimana Al?" tanya Dewa.

Alfi terdiam sesaat. "Gue ga tau, antara gue di Indonesia atau di Singapura." jawab Alfi. Ada nada keraguan saat ia berbicara.

Dewa merangkul bahu Alfi. "Ikutin kata hati lo."

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang