18. Selalu Salah

2.5K 140 10
                                    

Welcome to part 18!

Buat readers dream yang udah setia sama cerita ini, kasih tau dong gimana pendapat kalian tentang cerita dream

Tolong hargai karya author dengan vote dan komen kalian! JANGAN JADI SILENT READERS!

WARNING ⚠️⚠️⚠️

JANGAN COBA-COBA COPAS KARYA ORANG LAIN!

Author tau jika kalian lebih kreatif lagi, jadi jangan copas apapun dari cerita Dream! Jika ada kesamaan tokoh dan latar, itu di luar dari copas dan plagiarisme!

------ Happy Reading ------

Pagi ini Dewa berangkat sekolah seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Dewa berangkat sekolah seperti biasanya. Hari ini adalah hari pertama ujian jadi Dewa sudah berusaha semaksimal mungkin belajar semalaman agar ia bisa mengerjakan soal-soal nanti dengan baik.

"Bunda tadi udah masukin jus ke dalam tas kalian, jangan lupa di minum. Buat Rea tadi bunda kasih sandwich juga, kalau abang kamu kan ga suka sandwich jadi bunda kasih jus aja." Zoya berkata kepada kedua anaknya di meja makan. Wanita itu tampak sibuk mengambilkan makanan untuk Raja dan Rea. Sedangkan Adrian sudah berangkat lebih dulu ke kantor sejak pagi buta.

Jangan tanya mengapa Dewa terlambat keluar dari biasanya. Ia semalam begadang untuk belajar agar hari ini bisa mengerjakan soal dan mendapatkan nilai bagus agar ayahnya tak marah lagi.

Dalam hati Dewa meringis, andai ia bisa ikut bergabung bersama mereka. Disiapi bekal oleh sang bunda lalu sarapan bersama.

Dewa memilih untuk melewati pintu belakang saja. Takut bila menganggu kenyamanan tiga orang tersebut. Dewa cukup sadar toh bila ia berpamitan dengan sang bunda hanya akan diabaikan saja. Jadi lebih baik ia berangkat tanpa mengatakan apapun.

Selang lima belas menit motor Dewa sudah menginjak lahan parkiran sekolah. Laki-laki itu membuka helm nya dan hendak berjalan ke kelas. Namun saat ia akan menuju lorong justru seseorang menepuk pundaknya membuat Dewa menoleh ke belakang.

"Wih tumben amat lo ga dateng subuh, kenapa? Di sapa mbak Kun ye?"

Dewa memutar bola matanya malas. "Ck, apasih masih jaman percaya setan. Mending lo belajar Dan, lo udah belajar belum?"

Jidan tergugu mendengar penuturan temannya. "Buset kesambet apaan lo sampe jadi waras gini?" tanya Jidan

"Gue emang waras dari dulu, lo aja yang ga waras. Udah lah gue mau ke kelas."

Dewa melangkah dengan menyandang sebelah tasnya di pundak. Hal itu tentunya tak lepas dari pandangan siswi di koridor yang menikmati pemandangan wajah tampan itu.

"Masyaallah nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?"

"Kata emak gue sih dia oke ya di bawa ke rumah, di bawa ke pelaminan pun juga boleh."

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang