Aku tidak mengiginkan semua ini terjadi. Padahal niat awalku baik, aku berusaha membangun citra baik untuk Julie dan memperbaiki bubungan dengan Emma. Lalu kesalahpahaman yang hanya diketahui olehku dan Calix kini menjadi topik perbincangan nomor satu di pesta teh bangsawan selama satu minggu berturut-turut.
"Apakah seperti ini cukup, Yang Mulia?" Tanya Marie setelah selesai merapikan rambutku. Aku mengangguk.
"Cukup!"
Aku keluar dari kamarku menuju halaman Istana. Di sana kerta kuda milikku sedang menungguku. Graciano mengulurkan tangannya membantuku menaiki anak tangga.
Setelah aku duduk manis di kereta kuda, rombonganku segera berangkat menuju kediaman Countess Talisa. Aku mendapat undangan pada pesta peringatan pernikahannya sebelum menggelar pesta penyambutan untuk Julie. Awalnya aku tidak berniat untuk datang, tapi aku perlu memastikan posisiku di kalangan sosial lebih dahulu sebelum aku bertindak.
Setelah aku tiba di kediaman Countess Talisa, seluruh mata segera tertuju padaku. Acara ini digelar di halaman rumah Countess. Semacam pesta di ruang terbuka yang ramai.
Kedatangan kereta kudaku menjadi sorotan untuk beberapa saat. Aku turun dari kereta kuda dibantu Graciano. Tak lama setelahnya Countess datang menyambutku dengan wajah bahagia.
"Saya mendengar anda akan datang jadi saya sangat senang." Ucap Countess Talisa memberiku salam.
Aku tersenyum padanya. Tanganku mengambang di udara memberikan isyarat pada Graciano. Detik berikutnya di tanganku sudah ada hadiah kecil untuk pasangan Count ini.
"Saya membawa hadiah kecil, saya harap anda menyukainya." Kataku menyerahkan kotak kecil itu.
Countess Talisa menerimanya dengan senyuman cerah. "Astaga anda tidak perlu repot-repot begini! Saya senang anda datang tapi anda malah kembali membuat saya terkejut. Terimakasih, Yang Mulia. Saya harap anda menikmati pesta dan hidangannya." Ucap Countess Talisa.
Aku mengangguk lalu mulai bergabung dengan meja Marchioness Arabella dan Iris. Mereka menyambut kedatanganku dengam baik.
"Bagaimana kabar anda, Yang Mulia?" Tanya Marchioness ketika aku mendudukkan tubuhku di depannya.
"Saya baik-baik saja. Cuacanya sangat cerah jadi saya ingin segera berlibur." Jawabku tersenyum. Aku menatap teh yang sudah disajikan lalu tersenyum setelahnya.
Aku meminum teh itu dengan senyuman lebar, tidak ada yang meremehkanku setelah Marchioness Arabella mengetesku beberapa waktu lalu. Bahkan bagi Countess Talisa. Seperti yang aku perkirakan, rumorku menyebar begitu luas karena bantuan Marchioness Arabella.
Meja yang hanya berisikan aku, Iris, dan Marchioness Arabella menjadi meja yang paling ceria. Kami membahas beberapa bisnis yang sedang kami kembangkan dan saling memberi saran.
Sebenarnya, aku baru saja terpikirkan membuat bisnis setelah aku mengunjungi jalanan Ibu Kota. Sebuah bisnis kecil yang bergerak di bidang busana. Aku masih dalam tahap membuatnya jadi Iris dan Marchioness Arabella banyak memberiku saran membantu.
"Saya juga mendengar bahkan kain dari sutra sangat terkenal saat ini. Kainnya sangat halus, Yang Mulia." Saran Marchioness Arabella menggebu-gebu.
"Jika kain sutra, di Kerajaan Petricho kain bagus berkualitas tinggi banyak ditemukan. Kualitasnya tidak perlu diragukan karena saya banyak membeli kain dari sana." Ucap Iris menambahkan.
"Saya akan menampung sarannya dengan baik. Saya hanya perlu mencari pekerja yang handal. Saya dengar para gadis muda yang baru lulus dari sekolah mereka banyak yang tidak melanjutkan bisnis keluarga. Saya berencana merangkul mereka semua." Ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...