Berita mengenai pesta minum teh yang hendak diadakan Putri Mahkota menyebar luas kala kesehatan Kaisar terus menurun. Skala tamu yang diundang pun tidak main-main. Hampir seluruh bangsawan di Kekaisaran Roseted diundang. Termasuk diriku.
Julie seakan hendak mempertontonkan diriku di depan rakyatku sendiri. Dia ingin memperlihatkan betapa cacatnya aku serta bodohnya keluarga Kaisar.
Di aula besar yang sepi ini, aku menatap cahaya matahari yang menembus kaca patri. Aula yang jarang di kunjungi setelah kematian Permaisuri, ibuku.
Siluet ibu yang tengah memimpin kerajaan terpampang jelas di jendela. Lukisan indah itu terpental ke lantai Istana akibat cahaya matahari.
"Anda ceroboh kali ini."
Tak perlu membalikkan badanku guna mengetahui siapa pemilik suara itu. Gadis bersurai merah tersebut telah berdiri di sampingku mengenakan gaun buatan Belle.
"Aku mengakui itu."
Elaina terdiam tanpa menjawab. Kami saling mendiamkan satu sama lain selama beberapa menit sebelum Elaina kembali membuka mulutnya.
"Tindakan anda memang tanggap, tapi apa menurut anda Putra Mahkota akan membiarkan itu semua?" Tanya Elaina menghadap tubuhku.
Aku menoleh dengan senyuman yang tidak dapat ia dan aku sendiri artikan. Senyuman itu terbit dengan sendirinya. "Dia tidak akan melawan Putri Mahkota sampai Ayah masih ada."
"Jadi anda akan menghadiri pesta itu?"
Aku mengangguk pasti mendengar pertanyaan Elaina. Dapat ku dengar hembusan napas panjang mengalun dari samping kiriku.
"Saya tidak mengerti. Kebanyakan manusia memiliki insting untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Tapi Tuan Putri malah akan mengorbankan diri anda. Setelah racun itu dituang di gelas Duchess Maxillion, anda akan dijebloskan di penjara. Anda masih yakin akan melakukan ini semua? Anda bahkan telah memindahkan hak kepimilikan butik kepada Lady Belle."
Perkataan Elaina ada benarnya. Untuk apa aku melakukan semua ini? Gadis pintar ini tau tabiat asli Julie hingga dia sendiri pun tau rencana asli Julie. Rencana menjebakku dengan meletakkan racun di teh Duchess nanti.
Tapi dia tidak tau rencanaku yang sebenarnya. Maka dari itu Elaina sangat kebingungan saat ini.
"Aku tidak mengorbankan diriku sendiri, Lady Elaina." Ucapku penuh percaya diri.
Elaina menatapku dengan tatapan aneh, tentu saja.
"Aku tidak sendiri." Tambahku kemudian.
Wajah Elaina dipenuhi tanda tanya besar. Aku menggeser tubuh sepenuhnya menghadap wanita cantik ini.
"Putra Mahkota tetap tidak akan membiarkan anda melakukan semuanya sendirian."
Kalimat penuh ambisi dari Elaina tidak menghiburku. Apakah Frey akan membantuku? Jika dia bisa dia akan melakukannya. Tapi apa dia bisa? Jawabannya tidak.
Dia hanya bisa menolongku jika dia membuang gelarnya sebagai Putra Mahkota dan berubah menjadi pemberontak untuk menyelamatkan adiknya. Frey tidak akan melakukan hal ceroboh seperti itu. Walau hubungan darah ini begitu kental, sejarah mengenai perebutan tahta Kerajaan tidak jauh dari pertumpahan darah walau darah mereka sama. Termasuk Frey dan aku.
"Mendengar kau selalu menyebut Frey di setiap kalimatmu, kau sangat mencintainya bukan?" Tanyaku menaikkan salah satu ujung alisku.
Elaina tidak tampak terkejut. Ia balas menatapku namun kali ini penuh kelembutan. "Kenapa anda menyimpulkannya seperti itu?"
Aku menyipitkan mataku. Kenapa aku menyimpulkannya seperti ini? Apa kau berharap itu hal wajar hanya karena aku dan Frey adalah saudara? Malah pertanyaanmu yang menjelaskan semuanya. Dalam silsilah keluarga kerajaan, saudara sama saja dengan musuh. Bahkan itu sudah pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasíaNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...