20

13.5K 854 2
                                    

Setelah pesta yang diadakan untuk merayakan pernikahan Duke Kekaisaran Roseted, aku hanya disibukkan dengan rencanaku tentang bisnis. Bisnis yang aku kerjakan.

Setelah kunjungan di Exoryxi, aku mulai terinspirasi dari kota itu. Kota kecil itu kini terkenal akan sumber tambangnya yang luar biasa. Bahkan Alexio berencana membuat ladang gandum juga.

Berbeda dengan Exoryxi, Ibu Kota adalah tempat dimana para Bangsawan berkumpul. Salah satu ciri khas dari mereka adalah kemewahan. Maka dari itu aku berencana membuat butik mewah di Ibu Kota. Namun aku masih bingung, bagaimana caranya membuat gaun yang dijual di butikku berbeda dengan butik-butik lainnya?

Gaun-gaun di tahun ini sangat tebal dan berlapis-lapis. Apa tidak apa jika aku mempromosikan gaun yang memiliki lapisan lebih sedikit namun desainnya tetap mengembang? Aku harus menanyakan pendapat ini kepada Marchioness Arabella dan Belle. Ah, Belle adalah nama perancang busana terkenal itu. Pemilik butik terbaik di Exoryxi, pembuat gaun berkelas yang langka.

Tapi aku tidak bisa bergantung selamanya bersama Marchioness Arabella. Walau kami sekutu baik, tidak ada jaminan dia akan membalikkan punggungnya padaku. Aku harus mulai lebih tegas dari ini.

Setelah beberapa kali menggambar desain gaun, aku berdiri dari tempat dudukku. Aroma bunga segar tercium dari salah satu sudut ruang kerja membuatku sedikit lebih rileks. Aku berjalan keluar dari ruangan yang masih tersambung dengan kamarku di Istana. Di kamarku, Marie sedang bersiaga menunggu perintahku.

"Kau dapat beristirahat siang ini, aku akan ke ruangan Frey." Kataku meninggalkannya.

Lorong Istana khusus tempat tinggal kami hanya diisi para pelayan dan pekerja. Berbeda dengan gedung sebelah, di sana para politikus serta berbagai koneksi milik Ayah dan Frey banyak berlalu lalang.

Apakah aku harus membangun gedung baru untuk pekerjaanku?

Aku sempat berpapasan dengen beberapa rekan kerja Frey yang aku kenali. Mereka menyapaku dengan sangat ramah. Namun, siang itu aku bertemu Duke Calix yang kebetulan akan ke ruang kerja Frey.

Aku berdeham sejenak. "Bagaimana kabar anda Duke?" Tanyaku berbasa-basi.

"Anda tidak perlu bertanya!"

Astaga sinisnya, tapi dia tak biasanya melapor pada saat ini. Terlalu awal untuknya melaporkan keamanan Kekaisaran. Biasanya Calix akan melapor beberapa minggu lagi, apa ada pergerakan dari kerajaan sebelah?

Tapi di lain sisi, kenapa dia tidak berlibur? Bukankah dia harus berbulan madu?

"Kenapa anda tidak berlibur? Bukankah Ayah dan Kak Frey memberi anda hari libur?" Tanyaku penasaran.

"Saya tidak bisa meninggalkan pekerjaan saya. Saya dapat berlibur kapan saja sampai suasana menjadi tenang."

Ah, dia khawatir atas ancamanku ternyata. Perihal lahirnya Duke baru di Kerajaan. Kenapa dia sampai segelisah itu?

"Baiklah kalau begitu, anda bisa menemui Putra Mahkota lebih dahulu. Saya akan ke Taman Istana saja." Ucapku meninggalkannya begitu saja.

Setibanya di Taman Istana, bukan harum bunga yang aku cium, aku malah bertemu dengan Emma. Astaga, dia mengantar Calix rupanya. Memang pengantin baru tidak mudah dipisahkan. Sangat romantis.

"Ah, anda di sini?" Sapaku dengan senyuman ramah. Entah kenapa hari ini moodku sangat bagus.

"Benar, tidak biasanya anda menyapa saya terlebih dahulu. Apa karena saya sudah menjadi seorang Duchess?" Balas Emma dengan senyuman lebar pula. Wajah polosnya tidak menggambarkan betapa buruknya dia berbicara.

"Astaga, Jangan salah paham! Hari ini suasana hati saya sedang bagus kok." Bantahku menatap tepat di matanya.

"Lalu apakah anda bisa dengan bebas menindas seseorang dikala suasana hati anda sedang buruk? Bukankah itu kekanak-kanakan?"

Aku memicing. Bahkan mata Emma tidak bergetar saat mengatakannya. Kalau aku jadi Emma juga aku akan melakukan hal yang sama. Dia sekarang seorang Duchess.

"Tidak juga." Balasku datar.

Emma membelalakkan matanya mendengar jawabanku. "Apa maksud anda?! Anda selalu seperti itu!"

"Dengar Emma! Aku adalah seorang putri yang diajari tata krama Istana jauh lebih awal darimu. Tidak mungkin aku bersikap kekanak-kanakan seperti yang kau katakan. Jika aku marah maka ada hal yang tidak benar terjadi di depan mataku dan aku menegurnya. Aku cukup profesional." Jelasku dingin. Emma bahkan tercengang di depanku.

"Apa yang anda maksud profesional adalah anda menindas saya karena Duke Calix mencintai saya?" Ucap Emma pelan.

Aku yakin, semua keberanian ini dia dapat semenjak dia bergaul dengan Julie. Mengingat Julie membuatku sangat kesal. Setiap pagi bahkan dia dan Ayah melakukan rutinitas minum teh bersama. Apasih yang Ayah pikirkan tentang wanita itu? Bahkan aku dan Frey tidak dizinkan bergabung. Sialan!

"Cinta? Kau membicarakan cinta di depanku? Apa kau pikir aku peduli tentang cinta?"

"Anda dahulu sangat mencintai Calix! Bahkan anda sangat terobsesi padanya. Kenapa anda berdalih sekarang? Anda merasa malu?" Marah Emma terdengar begitu menggebu-gebu.

Aku segera tertawa. "Untuk apa? Yang aku kejar dari Calix bukanlah cintanya. Kau tahu sendiri orang yang akan mewarisi kerajaan ini adalah Kakakku. Lalu bagaimana denganku? Satu pilihan yang pasti adalah aku menjadi Duchess dengan menikah dengan Calix. Lalu apa? Kau yang menikah dengannya bukan? Jika aku sangat mencintai Calix aku hanya perlu menyingkirkanmu! Aku bahkan tidak melakukan hal itu." Ucapku panjang lebar.

Emma terkejut, pasti sangat terkejut. Sebenarnya aku hanya mengelak. Grizelle memang sangat mencintai Calix dahulu, tapi aku tidak bisa menanggung rasa malu yang dia tinggalkan. Bahkan mereka mengolok-olok diriku. Mereka yang hanya seekor serangga, dengan berani menginjakkan kakinya di kulitku.

"Lalu apa kau tahu apa yang akan aku lakukan jika aku tidak mendapat posisi Duchess di Kerajaan ini?" Tanyaku lembut padanya.

"Apa?" Tanya Emma lirih terdengar sedikit penasaran dan ketakutan.

Aku segera mencondongkan badanku dan berbisik di telinganya. "Aku tinggal membuat Kekaisaran ini melahirkan keluarga Duke yang baru." Bisikku sangat pelan hingga hanya kami yang mendengar.

"Saat ini yang memiliki kuasa atas Istana adalah aku, jadi kau dan Calix jangan sembarangan menampakkan wajahmu di depanku tanpa ku undang. Kau paham maksudku kan? Kau pikir aku tidak tahu semuanya?" Tambahku menjauhkan badanku darinya.

Aku memberinya senyuman kecil. "Aku harap anda dapat menjaga rahasia ini hanya antara saya dan anda. Jika anda ketahuan mengingkarinya, ancaman saya akan benar-benar terjadi. Lagi pula tidak masalah bagiku menjadi Marchioness. Toh Marchioness Arabella dapat menguasai dunia sosial bukan? Padahal beliau hanya seorang Marchioness tapi seorang Putri sepertiku tidak berkutik di depannya." Ucapku meninggalkan Emma yang sangat terkejut.

Langkahku tambah lebar kala melihat Calix menatapku penuh curiga.

Apa aku benar-benar akan menjadikan Alexio seorang Duke?

Jawabannya tidak. Sangat mustahil membuat Alexio menjadi seorang Duke saat ini. Keluarga Calix masih sangat kuat di Kekaisaran. Aku hanya perlu menekan mereka dengan ancamanku.

Selebihnya, para bangsawan akan sangat memberontak bukan? Tidak adil jika Alexio naik status dari pernikahannya denganku. Jika begitu maka akan ada banyak bangsawan yang meminangku, aku tidak suka itu.

...

Halo ini Unk23o!!

Jadi setelah aku up chapter 20, jadwal update nya akan aku ubah menjadi satu minggu dua kali atau bahkan bisa tiga kali.

Karena cerita ini baru aja aku publis jadi aku memang ngejar target chapter yang agak banyakan sehingga aku bisa update sehari dua chapter.

Dan dikarenakan sekarang sudah memasuki chapter 20 jadi aku akan update seperti biasanya. Terimakasih :)

Oh iya jika kalian ingin melihat atau tahu update tentang semua cerita aku kalian bisa follow instagram aku @unk23o_frezee. Di sana gak cuman update chapter tapi juga ada informasi mengenai cerita aku ya, terimakasih :)

The Way To Protect My New FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang