Air mataku tanpa sadar jatuh ketika aku menatap gumpalan awan yang berusaha menutupi indahnya bulan. Sudah berapa lama aku di sini? Aku juga tidak tahu. Yang jelas waktu terasa begitu lama berjalan dan penuh dengan kesengsaraan.
Setelah pertemuanku dengan Calix waktu itu aku tidak pernah bertemu lagi dengannya. Gejolak perang saudara di tengah musim dingin.
Hawa yang masuk melalui celah jendela, perapian yang menyala dengan sendirinya ketika malam tiba, semua terdengar seperti cerita fantasi yang indah. Tapi aku tidak merasakan keindahan itu. Apa artinya keindahan ini jika kebebasanku tidak ada artinya.
Salju yang turun di malam hari mengingatkanku pada dekapan hangat Alexio malam itu. Apakah laki-laki itu telah makan? Bagaimana dengan kabarnya? Apa dia baik-baik saja?
Air mataku kembali jatuh ke lantai. Apa dosaku hingga aku merasakan semua ini? Keputusanku menentang Julie membawaku pada penderitaan. Tapi jika aku tidak menentangnya orang-orang yang aku sayangi yang akan mengalami penderitaan ini. Aku tidak dapat menerimanya.
Ingatan masa lalu Grizelle dengan Calix berangsur-angsur pulih kala aku tertidur di malam hari.
Malam itu setelah Tuan Putri Grizelle meminum racun dari Kaisar sang Duke kecil menemuinya dengan seuntai bunga mawar. Bunga itu ia dapat ketika ia berjalan di taman Istana yang luas.
"Apa anda baik-baik saja?" Tanya Calix memberikan bunga mawar itu.
Grizelle menerimanya dengan senyuman kecil. "Saya baik-baik saja, Calix."
Calix memamerkan deretan giginya lantas bercerita lebar mengenai apa yang ia lakukan siang tadi.
Anak kecil itu sangat senang melihat seniman tengah melukis di jalanan Ibu Kota. Ia juga memakan buah yang dijual di pinggir jalan karena baru saja dipetik.
Grizelle memberikan senyuman kecil sebagai tanggapannya.
"Saya harap Yang Mulia kian membaik agar kita dapat bermain seperti biasanya." Mohon anak kecil itu memeluk tubuh Grizelle erat.
Saat remaja kedekatan mereka berdua kian menjadi sorotan. Putra Duke yang tumbuh menjadi remaja laki-laki yang tampan membuat Duke menerima surat lamaran dari para keluarga bangsawan di Ibu Kota. Termasuk surat lamaran dari Grizelle. Namun tidak ada dari satupun surat itu yang Duke beri balasan.
Siang itu ketika Calix dan Grizelle berkuda di hutan, Grizelle menyerahkan topinya ke arah Calix.
"Kenapa kau tidak mau menikah denganku?" Tanya gadis remaja itu memberikan tatapan merajuknya.
Calix tersenyum kecil memberikan usapan lembut di pucuk kepala Grizelle. "Aku menemukan gadis yang cantik beberapa waktu lalu." Jawab Calix tanpa merasa bersalah.
Saat itulah Grizelle mengetahui siapa gadis cantik itu. Emma Alberta.
Semenjak kejadian itu Grizelle tak pernah menyerah untuk mendapatkan hati Duke muda. Gadis itu selalu berdiri di belakang Duke ketika Duke tengah mengikuti acara perburuan tiap tahun.
Grizelle selalu menemani Duke muda ketika latihan atau ketika tengah menjalankan tugas. Karenanya Calix mulai merasa risih padanya.
"KENAPA?! PADAHAL AKU YANG LEBIH DULU MENGENALMU! PADAHAL AKU YANG LEBIH DULU MENYUKAIMU. KENAPA KAU MEMILIH WANITA ITU?!"
Calix menatap wanita di depannya dengan tatapan jijik. Di tengah pesta yang tengah berlangsung saat mereka telah beranjak dewasa, bagaimana mungkin Grizelle bersikap rendahan seperti ini.
"Jaga sikap anda, Yang Mulia!" Geram Calix menatap tajam pada Grizelle.
"Kenapa kau tidak memilihku?" Tanya Grizelle parau menatap Calix dengan tatapan penuh cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...