Dari kejauhan ini, seperti yang sudah aku duga, Julie dan Emma saling melempar senyuman membuat suasana diantara mereka menghangat. Di samping kedua gadis itu, tunangan mereka berdiri dan saling menatap gadisnya dengan tatapan memuja.
Kenapa semua kejadian di sini persis dengan cerita di dongeng? Hanya dengan melihat obrolan mereka dari jauh aku serasa melihat adegan film fantasi yang penuh kupu-kupu dan cahaya matahari yang hangat. Berbeda dengan posisiku saat ini, gelap dan tidak terjamah.
"Mereka langsung dekat." Gumam Iris duduk di sebrangku.
Aku mengangguk setelah menegak wine ku. Pandanganku teralihkan ke arah Kaisar, Ayahku. Lelaki tegap yang tidak termakan usianya itu tengah berbincang dengan tamu-tamunya. Karena ini termasuk pesta yang besar, beberapa tamu dari berbagai Kerajaan turut hadir dan memberikan ucapan selamat.
Mataku tertuju pada seorang lelaki tampan yang berada di kelompok tamu itu. Badannya atletis persis seperti Calix, namun wajahnya tidak sekaku Calix. Aku mungkin bisa menebak umurnya pasti hampir sama denganku dan Calix.
Mata abu-abunya terlihat berkilau di bawah lampu. Rambut hitam legamnya tidak terlalu ditata tapi hal itu membuatnya terlihat seksi secara bersamaan.
"Siapa dia?" Tanyaku menunjuk lelaki muda itu.
Iris ikut mengalihkan pandangannya. "Ah, beliau adalah Marquess Obeid. Alexio Obeid. Di usianya yang begitu muda dia dapat menggangkat derajat Keluarga Obeid yang bahkan namanya jarang di dengar di masyarakat. Kini dengan bangga dia membawa nama keluarganya di depan Kaisar. Dia salah satu orang hebat di sini ya~ bahkan dapat menjamu tamu istimewa Kerajaan bersama Kaisar. Bebeda dengan Duke Calix yang keluarganya sudah makmur sejak lahir, Marquess Alexio malah membuat sejarah baru untuk Keluarganya." Jelas Iris.
Ah, Marquess Obeid yang banyak dibicarakan itu. Ternyata rumor tentang wajahnya yang sebanding dengan Calix tidaklah rumor sembarangan. Dia bahkan lebih tampan dari Calix menurutku.
Walau tubuhnya tidak sebugar Calix, tubuh berotot Alexio terlihat unik dan memiliki kesan yang khusus. Lelaki tinggi itu berhasil mengalihkan perhatianku dari adegan romantis di sisi lain aula.
Aku menatapnya dengan seksama. Tak ku sangka dia merasakan tatapan dariku hingga secara tidak sengaja dia balik menatapku. Jantungku berdetak lebih cepat ketika mata kami saling mengunci. Wajah putih bersih itu berhasil membuat pipiku memerah.
"Wajahmu memerah, apa kau merasa tidak enak badan?" Tanya Iris dari sebrang.
Aku segera mengalihkan pandanganku pada Iris lalu menggeleng cepat. "Sepertinya aku mabuk." Balasku cepat karena malu.
"Kembalilah lebih dulu! Karena kau bukan bintang tamu di pesta ini pasti ketiadaanmu sampai akhir tidak akan ada yang mempertanyakannya. Aku juga akan segera kembali setelah memberi salam pada Putri Julie."
Aku mengangguk setuju. Aku segera meninggalkan aula Istana dengan tenang sampai tengah malam aku tertidur pulas di kamarku tanpa mengganti pakaian.
...
Esok harinya, pakaian pestaku sudah berganti dengan pakaian tidurku. Itu pasti ulah Marie. Aku tersenyum lebar karenanya.
Rasanya segar setelah melihat wajah Marquess Obeid tadi malam. Dia bahkan mendapatkan gelar Marquess di usianya yang muda, dia lelaki yang luar biasa rupanya.
Aku membunyikan lonceng di kamarku. Beberapa menit kemudian Marie mendatangiku dengan wajah yang lebih segar.
"Aku sudah menduga kau akan menolak libur yang aku berikan." Kataku pelan seraya mengucek ujung sisi kiri mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasiNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...