43

7.2K 552 7
                                    

"Grizelle! Kumohon bangun!"

Aku membuka mataku setelah mendengar teriakan dari lelaki besar dari samping. Tubuhnya bahkan bersimpuh di lantai.

"Grizelle?" Gumam Ayah menatapku dengan kekhawatiran. "Kata tabib kau cukup kelelahan." Sambungnya lagi.

Alexio yang tadinya berlutut kini menegakkan tubuhnya. "Apa ada bagian yang sakit?" Tanyanya penuh dengan kekhawatiran.

Aku melirik ke belakangnya dimana Aden berdiri di sana dengan senyuman miring. Ah, jadi itu ulahnya.

"Aku tida apa-apa. Lagi pula seperti yang tabib katakan, aku hanya kelelahan." Ujarku memberikan senyuman menenangkan. Alexio menghembuskan napas panjangnya.

"Apa ada sesuatu yang kau inginkan?" Tanya Frey membelai rambutku pelan.

Aku tertawa kecil. "Semuanya baik-baik saja! Sungguh." Jawabku meyakinkan mereka semua.

Aku melihat Julie yang berdiri agak jauh. Bagaimana mungkin dia berani memasang wajah datar seperti itu?

"Karena aku sedikit lelah, bisakah aku beristirahat di sini?" Tanyaku pelan, berharap mereka akan mengizinkanku.

"Sudah larut malam, Yang Mulia. Lebih baik kalian semua menetap di sini malam ini." Sambung Alexio setuju denganku.

"Maaf, Marquess tapi aku dan Istriku akan kembali. Ada urusan yang harus aku tangani. Tapi, Ayah dan Grizelle akan menginap di sini. Perjalanan malam terlalu berbahaya untuk kalian." Ucap Frey tegas.

"Kau juga harus di sini! Perjalanan malam juga tidak baik untukmu." Sanggahku dengan suara gemetar. Bagaimana jika Julie mempengaruhi Frey?

Frey tersenyum lembut ke arahku. "Ada masalah yang harus kakak selesaikan sebagai Putra Mahkota. Kau yakin dengan kakakmu ini kan?" Tanya Frey dengan nada lembut.

Sorot mata Frey yang tegas membuatku paham. Dia berada di pihak yang sama denganku.

"Baiklah, hati-hati!"

"Tentu, Alexio tolong jaga Adik dan Ayahku!" Pinta Frey sebelum meninggalkan Exoryxi.

"Ayah, bukankah Ayah lelah?" Tanyaku lembut. Lelaki paruh baya itu mengangguk lantas meninggalkan kamar ini.

Tinggallah Alexio, Aden, dan Ayya. Aku melirik Aden dengan pandangan tidak suka. Rasanya menjengkelkan jika aku menatap wajah jenakanya.

"Aku ingin berbicara dengan Marquess. Bedua!"

Mendengar permintaanku mereka lantas meninggalkan kami. Walau begitu Aden tetap saja memberikan tatapan mengejek padaku.

"Ada apa? Apa kau merasakan sesuatu?" Tanya Alexio. Wajahnya pucat pasi seakan mendapat musibah besar.

Aku tertawa kecil. Tanganku menepuk sisi ranjang yang kosong. "Duduk!" Ucapku memasang wajah ceria.

Alexio menaikkan salah satu ujung alisnya. Dia tetap melakukan apa yang aku perintahkan dengan baik.

"Bagaimana perasaanmu? Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku lembut.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu! Kau baru saja tidak sadarkan diri."

"Apa yang kau katakan? Aku bahkan baik-baik saja sekarang. Yang terpenting itu adalah kau. Kau baru saja kehilangan kedua orang tuamu." Selaku mengelus lengan besarnya.

Alexio menunduk dalam. "Aku tidak tahu, rasanya aneh." Jawabnya sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar.

"Kau bisa mengatakannya padaku!"

"Peluk aku!"

Aku mengembangkan senyuman yang amat lebar mendengar permintaan kecilnya. Dengan segera aku memeluk tubuh Alexio yang besar. Beberapa kali aku menepuk punggung tegapnya.

The Way To Protect My New FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang