Keesokan harinya, suasana sarapan pagi hari ini agak mencengkam karena ulahku sendiri. Setelah Ayah menghabiskan makanannya, Ayah tampak memberikan topik obrolan yang cukup menyenangkan diantara kita. Julie meresponnya dengan cukup baik, tapi tidak denganku.
"Kau melakukan hal unik kemarin, Julie. Apa kau tidak kelelahan?" Tanya Ayah setelah meminum minumannya.
"Tidak, Yang Mulia. Saya malah senang." Jawab Julie ceria seperri biasanya. Aura positifnya menguar kemana-mana membuatku ingin muntah rasanya.
"Jangan paksakan dirimu. Kau tahu suamimu itu sibuk jadi dia bahkan tidak memperhatikan istrinya dengan baik." Sindir Ayah.
Frey tersedak minumannya setelah mendengar sindiran Ayah. "Aku tidak begitu kok."
"Sejujurnya saya agak khawatir karena Tuan Putri tidak mengijinkan saya merombak kamarnya. Padahal Frey memberikan saya ijin merombak seluruh Istana." Ujar Julie mengalihkan pandangannya padaku.
Aku meletakkan garpuku di meja lalu membalas tatapan itu tajam. Semua orang pasti tahu suasana hatiku yang buruk pagi ini. Bisa-bisanya dia memancingku di ruang makan.
"Anda tau mengenai jangan melanggar batas seseorang kan?" Tanyaku datar.
Julie mengembangkan senyuman cantiknya. "Saya hanya berniat menghibur kebosanan anda."
"Saya tidak tahu bahwa anda punya empati kepada putri bodoh ini Yang Mulia. Tapi saran saya, anda harus tahu batasan anda! Terlebih anda tidak tahu siapa yang mendesain tempat itu."
Julie tampak terkejut sampai membungkam mulutnya. Akting yang bagus, jika kau hidup di era modern kau sudah menjadi aktor papan atas yang kebanjiran job.
"Saya tidak bermaksud. Memangnya siapa pula yang mendesain kamar anda sampai anda semarah itu?" Tanya Julie terdengar begitu bersalah.
Aku melirik Ayah dan Frey yang tiba-tiba bungkam. "Saya ada jadwal dari pagi hingga petang. Area kamar saya adalah area milik saya. Jika anda ingin datang berkunjung, mintalah ijin saya terlebih dahulu! Bahkan ijin kaisar dapat mematahkan niatan anda jika anda tidak mendapatkan ijin dari saya. Saya permisi." Tutupku berdiri dari kursiku.
Frey tampak begitu merasa bersalah. Semua itu terpancar dari wajahnya. Bagaimana tidak? Ijin yang dia berikan ke istrinya akan merubah tatanan kamar yang di desain permaisuri terdahulu. Ibu kami. Sepertinya dia melupakan fakta itu.
"Kenapa anda buru-buru? Anda yang terlihat tidak sopan saat ini! Kaisar bahkan masih duduk di kursinya!" Sela Julie meninggikan suaranya.
Aku membalikkan badanku. Aku menarik ujung bibirku kala mata kami beradu. "Saya bukan pengangguran yang menikmati jabatan suami. Saya sangat sibuk bahkan untuk menghabiskan sarapan pagi ini." Ucapku kemudian meninggalkan ruang makan yang entah kenapa begitu sesak hari ini.
Aku pergi ke Ibu Kota setelahnya. Menyibukkan diriku dengan persiapan pembukaan butik yang sudah di depan mata.
Aku memantau salah satu toko yang akan aku gunakan ditemani Lady Elaina. Dia terlihat begitu bersemangat dan sangat kompeten sejauh ini.
Setelah survei itu, kami menghabiskan waktu kami di cafe yang berada di pinggiran jalan Ibu Kota. Letaknya tidak terlalu berdekatan dengan jalan, tempatnya pun bersih dan indah karena ditanami beberapa tanaman bunga.
"Anda mau melihat daerah yang akan menjadi kekuasaan anda?" Tawarku padanya. Mata merahnya menatapku sejenak, wanita cantik itu menyunggingkan senyuman misterius.
"Anda sangat percaya diri dapat memberikan gelar Count pada keluarga saya. Saat ini dunia sedang tenang, tidak ada peperangan. Jika anda memberi gelar pada sembarangan bangsawan, apa reaksi publik?" Tanya Elaina terdengar begitu menusuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...