*sudut pandang Alexio Obeid
Grizelle muncul dengan memeluk lengan pria berambut putih di sampingnya. Pria itu serasa tidak asing untukku. Tapi lengannya, aku menatapnya dengan tidak suka secara terang-terangan dari bawah sini. Dia segera menyadari itu namun membiarkanku.
Semantara itu Grizelle menatapku dengan wajah cantiknya. Bukankah itu sangat curang? Dia bahkan tersenyum lebar.
Namun, setelahnya pria itu berjonkok di depan Grizelle lantas mencium punggung tangan gadisku. Mulut menjijikkannya membisikkan kata-kata yang tidak dapat aku dengar. Namun, setelah mengatakan omong kosong itu dia tersenyum. Hal yang membuatku tambah kesal adalah Grizelle membalas senyumannya.
Setelah itu semua, wanitaku menghampiriku dengan senyuman.
"Siapa laki-laki yang mencium tanganmu di atas tadi?" Cercaku ketika dia tiba di depanku. Wajahnya sempat cemberut namun dia menjawabnya dengan enteng.
"Kau tidak tahu? Diakan pengawal pribadiku." Jawabnya dengan tenang seakan tidak terganggu. Aku merasakan darahku mendidih karena pria itu sementara dia sesantai ini?
Tenang Alexio! Kau belum membuatnya terjerat terlalu dalam denganmu. Wajar jika dia biasa saja untuk saat ini.
"Aku tidak menyangka lohh! Kau mencocokkan pakaianmu denganku. Katanya kau tidak mau melakukannya." Ujarnya menggodaku.
Astaga sekarang dia malah menggodaku? Rasa malu segera menjalariku. Dengan perasaan aneh itu, aku menarik pinggangnya agar dia kian mendekat. Aku menikmati ini, haruskan aku menculiknya dan mengurung gadis ini di kastilku?
"Riasanmu aneh hari ini." Ucapku mengalihkan perhatiannya.
Mulutnya segera cemberut atas komentarku. Rasanya aku ingin melahap kedua pipi yang menggembang itu.
"Butuh waktu satu jam membuat wajahku sampai seperti ini." Ucapnya, sepertinya dia kesal padaku.
Aku memberikan senyuman miringku padanya. Hasil yang sempurna, tidak! Dia tidak memakai apapun juga pasti akan tetap terlihat cantik.
"Satu jam yang tidak sia-sia. Ayo berdansa!" Ajakku pada akhirnya.
Kami akhirnya berdansa bersama di aula. Musik yang mewarnai ruangan itu mengalun indah membuatku tambah tidak dapat mengalihkan wajahku pada wanitaku.
Kerap kali dia dengan sengaja menginjak kakiku. Setelahnya aku akan mengomel karena takut dia dapat terjungkal karena ulahnya sendiri.
Musik terus berganti dan aku selalu mendesaknya untuk berdansa, sampai pada akhirnya dia mengeluh lelah. Aku segera menggiringnya ke pinggir dan menarikannya sebuah kursi di dekat teras. Setelah itu aku duduk di sebrangnya
"Pria ini sangat manis ya? Dia bahkan menarikkanku kursi." Ucapnya mencoba menggodaku lagi. Dia kembali berhasil membuat kupu-kupu seolah berada di perutku.
"Diamlah!" Ketusku karena merasa sangat malu. Ujung telingaku serasa panas karenanya.
Wanitaku menopang wajahnya dengan kedua tangan. Matanya tampak memperhatikanku saat aku tengah meminum wine di gelasku serta menjawab semua pertanyaannya.
Persetan dengan pertanyaan-pertanyaan aneh yang dia ucapkan. Aku senang karena dia menatapku saat ini. Hanya aku, dan itulah yang aku inginkan. Haruskah aku membungkam mulut cerewetnya dengan mulutku saat itu juga?
Jangan gila Alexio! Dia pasti akan menatapmu dengan aneh. Aku benci membayangkan tatapan itu!
"Aku bingung." Sebuah perkataan menggantung meluncur dari mulut cantiknya.
Aku segera menatap wajahnya. "Bingung soal apa?" Tanyaku menatapnya dengan intens. Lihat, setelahnya dia salah tingkah, dia sangat menggemaskan.
"Ah...itu...kau selalu dingin dengan orang lain. Kenapa kepadaku kau semenjengkelkan ini? Kau sedang menjilatku ya?" Ucapnya terbata-bata.
![](https://img.wattpad.com/cover/371041147-288-k491178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...