13

13.1K 1K 18
                                    

Aku menepuk kedua pipiku dengan keras mengingat kejadian memalukan di Villa Alexio beberapa waktu lalu. Saat itu...

Alexio terlihat sangat terkejut. Matanya bahkan terbuka lebar saat ini. Sementara aku semakin menundukkan wajahku menatap lantai.

Kemudian, aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Sebuah tangan kekar terulur di depanku. Jemari Alexio hinggap di daguku, memaksaku mendongak melihat wajahnya.

Wajah kami sangat dekat saat itu. Aku dapat melihat mata abu itu dengan jelas. Aku juga melihat garis wajahnya yang tegas. Ketampanan yang seperti buatan. Aku yakin saat ini pasti wajahku terlihat seperti tomat.

"Bukankah kau harus menatap wajah orang yang kau ajak bertunangan?"

Kata Alexio terdengar menggodaku. Dia memberiku senyuman miring karenanya jantungku tambah berdegup kencang. Tanganku bahkan gemetaran.

"Apa tujuanmu, Tuan Putri?"

"Aku...ak..u..."

Aku tergagap saat itu karena gugup. Sementara itu Alexio seperti tidak menyukai responku.

"Tolong katakan dengan tegas! Aku butuh alasan yang logis."

Ucap Alexio terus memaksa mendekat. Hidung kami bahkan akan segera bersentuhan!

"KARENA KAU SANGAT TAMPAN! KAU TAHU SENDIRI AKU SUKA LELAKI BERWAJAH TAMPAN!"

Kembali ke waktu ini, pipiku terasa sangat panas mengingat jawaban bodohku. Aku memukul gerbong kereta kuda karena terlalu malu. Bagaimana bisa aku berteriak di depan wajahnya seperti itu? Ya setidaknya karena jawabanku Alexio segera mempertimbangkan permintaanku yang sangat konyol. Kami bahkan baru bertemu dua kali.

Tapi aku tidak menyesal. Bukan tanpa alasan aku mengajaknya bertunangan, selain agar dia selalu berada di sisi Kaisar aku juga tidak ingin terlihat menyedihkan di upacara pernikahan Duke.

Aku ingin, Alexio selalu menjadi ajudan Ayah dan menjadi senjata rahasianya. Aku berencana menggunakannya sesuka hatiku setiap saat agar dapat menjaga Ayah dan Frey. Selain itu aku juga ingin tertawa kencang di pernikahan Duke yang akan diselenggarakan seminggu lagi. Aku ingin meneriakkan pada Duke sialan itu kalau aku sudah move on darinya dan mendapat kekasih yang lebih tampan dari Calix! Rasakan!

Setelah menggelar janji dengan Alexio aku tidak memiliki janji dengan siapapun. Aku sudah meminta Iris membantuku mencari beberapa bangunan di Ibu Kota dan kota-kota lainnya di Roseted untuk membangun butik. Aku juga meminta bantuan Marchioness Arabella mencari para nona bangsawan yang memiliki ekonomi rendah dari bangsawan kelas atas.

Aku rasa aku punya waktu senggang beberapa hari ke depan. Jadi aku memutuskan untuk mampir pada salah satu cafe terkenal di Ibu Kota.

Graciano mengulurkan tangannya menyambut diriku ketika aku keluar dari kereta kuda. Rambut pirangku terbang ditiup angin.

"Hari ini cukup berangin." Gumamku menapakkan kaki di jalanan setapak.

Aku memasuki cafe yang memiliki interior classik. Dominasi warna coklat tua dan emas membuat suasananya lebih ringan.

Aku segera memesan tempat di lantai dua. Di lantai dua aku memilih sebuah tempat yang berada di sudut. Aku sengaja memilihnya karena malas tersorot cahaya.

Aku mendudukkan tubuhku di kursi empuk di sana. Tak berselang lama para pelayan berdatangan menanyakan pesananku. Aku memesan beberapa makanan ringan untuk mengisi waktu luangku, aku sangat suka makanan ringan terutama kue stroberi.

Pelayan itu meninggalkanku membawa kertas yang berisi pesananku. Mataku menyapu seluruh penghuni lantai dua yang kebanyakan diisi para bangsawan. Sepertinya mereka tidak mengenaliku karena memang aku berpenampilan lebih sederhana dari biasanya. Para bangsawan yang suka bergosip itu pasti tidak akan menyangka aku akan memakai pakaian ini.

"Apakah anda mendengar rumor baru mengenai Putri Grizelle?"

Aku membuka telingaku lebar-lebar kala namaku disebut. Sebuah perkumpulan kecil dari para gadis bangsawan muda tengah membicarakanku. Meja mereka berada tidak jauh dariku jadi aku dapat mendengarnya. Jarak kami hanya dipisahkan oleh sebuah sekat dari kayu jadi para gadis itu tidak akan tahu keberadaanku.

"Beliau memang identik dengan rumor baru." Balas gadis lainnya.

"Haha~saya tidak menyangka perkumpulan Countess Talisa menyebarkan sebuah rumor tentang persiapan pernikahan Lady Emma dirusak Putri Grizelle." Sahut gadis sebelumnya.

"Countess Talisa? Orang yang sering bersikap netral itu memihak Lady Emma? Sungguh berita yang mengejutkan!" Seroang gadis menimpali seraya meminum tehnya. Gadis yang belum pernah berbicara sebelumnya.

"Saya dengar dari teman saya yang diundang dipesta teh tadi pagi, Lady Emma menceritakan kekhawatirannya karena Duke Calix karena sering dipanggil ke Istana akhir-akhir ini. Bahkan di perkumpulan itu Putri Julie juga mengeluh sikap Putra Mahkota yang lebih mementingkan adiknya daripada memperdalam hubungan mereka." Jelas gadis yang memulai percakapan ini.

"Begitu kah? Tapi bukankan pesta itu diadakan oleh Putri Julie? Saya dengar pestanya digelar di taman Istana."  Tanya gadis yang mempertanyakan kenetralan Countess Talisa. "Saya dengar Putri Grizelle tidak di undang padahal mereka satu atap." Lanjutnya.

"Padahal Putri Grizelle akan menjadi adik iparnya, tapi beliau malah dengan angkuh tidak mengundang orang yang tinggal satu atap dengannya. Sangat disayangkan! Perilakunya persis seperti Kerajaannya, begitu sempit!" Sahut gadis yang memulai pembicaraan ini.

Aku tersenyum, reputasi Julie dan Emma akan seperti apa ya belakangan?

Aku tidak sabar melihat kehebohan dunia sosial ketika tahu aku berencana bertunangan dengan Marquess yang sedang naik daun. Akan ada banyak bangsawan yang segera membalikkan badan dari Calix, serta mempertanyakan apakah ada kelahiran keluarga Duke kedua di Kekaisaran?

Aku harap Marquess Obeid menyetujui permintaanku segera.

...

Beberapa hari setelah aku mengunjungi Villa Alexio secara diam-diam, sebuah surat dari lelaki itu tiba di kamarku pagi-pagi buta. Aku masih mengenakan gaun tidur ketika membacanya di meja kerjaku.

Isi suratnya hanya permintaan bertemu pada salah satu cafe di Ibu Kota besok. Aku segera menulis surat balasan padanya. Setelahnya aku memulai rutinitasku seperti biasa. Kembali ke dunia bisnis yang akan aku kembangkan.

Seperti yang diharapkan Marquess Alexio, besoknya aku menuju cafe yang telah ia tentukan. Aku sengaja datang lebih awal karena aku bangun terlalu pagi. Aku terlalu bersemangat tentang jawaban yang akan diberikan Alexio.

Hari ini aku memakai gaun bewarna hijau muda yang dipadukan dengan warna putih. Rambutku aku gerai karena aku memakai sebuah topi.

Ketika aku memasuki cafe itu, mataku segera melihat sepasang kekasih yang sudah ada di sana lebih dulu. Suasana cafe segera menjadi suram.

Siapa lagi kalau bukan pasangan Duke dan calon Duchessnya. Calix dan Emma terlihat sangat cocok hari ini, cocok untuk aku pukul!

Calix melirikku karena menyadari kedatanganku lebih dulu. Matanya segera menajam dan memberiku tatapan mencemooh. Di sampingnya Emma secara terang-terangan memberikan tatapan tidak sukanya.

"Anda selalu saja menguntiti kami kemana saja kami pergi!"

...

The Way To Protect My New FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang