Pesta minum teh itu terjadi hari ini. Aku duduk diantara para bangsawan yang haus akan kekuasaan. Seperti yang aku harapkan dari Marchioness Arabella, keberadaanku kini dikucilkan di pergaulan kelas atas.
Biasanya akan ada banyak manusia yang berkerumun kini aku duduk sendirian di mejaku. Tak lama setelahnya tamu yang duduk di meja yang sama perlahan berdatangan.
Duchess Emma Maxillion datang dengan gaun mewah khas keluarga Duke. Wanita bersurai putih itu menatapku dengan angkuh.
"Lama tidak bertemu, Yang Mulia." Sapanya tanpa membungkuk. Wanita itu duduk di depanku sebelum aku membalas sapaannya.
Pintu aula terbuka lebar menyambut kedatangan sang Putri Mahkota kita. Julie, wanita itu turun dengan jubah khas kerajaan kami. Langkahnya yang anggun membuat seluruh tamu undangan terkesima.
Julie tersenyum lebar padaku sebelum duduk di dekatku. Setelah kedatangan Julie, hidangan pun di keluarkan. Para pelayan sibuk menatapa dessert serta minuman di meja para tamu.
Satu-persatu cangkir di meja ini mulai terisi teh kualitas tinggi. Julie memulai pesta ini dengan kalimat sapaannya yang elegan. Dentingan cangkir terdengar disahut dengan keramaian khas pesta teh.
"Saya dengar hubungan anda dengan Marchioness Arabella merenggang, Putri Grizelle. Apa anda merasa kesulitan?" Tanya Julie menatapku penuh kekhawatiran.
Countness Talisa menyunggingkan senyuman liciknya. "Anda pasti merasa terbebani, Yang Mulia."
Aku berdeham sejenak. "Bukankah hal wajar jika barang yang tidak berguna dibuang begitu saja?" Balasku menatap cangkir teh di genggamanku. Aku cukup menikmati teh ini. Tidak ada racun di sana.
Emma yang sedari tadi belum menyentuh tehnya tersenyum meremehkan. "Begitulah, barang yang tidak berguna memang layak dibuang. Untuk apa di pungut kembali?"
Perkataan Emma membuat pesta teh yang ramai menjadi hening. Deklarasi sindiran yang tertuju padaku setelah rumor mengenai aku dan Calix menyebar luas. Wajah penuh kemenangan dari Emma tak membuatku gentar. Biarlah dia menindasku kali ini.
"Begitu kah Duchess? Pemikiran anda cukup simple ya." Balasku tersenyum hangat.
"Ah, apakah anda sekalian ingat bahwa saya memiliki anjing yang cukup pemarah. Kini entah kenapa anjing saya terlihat lesu dan tidak bersemangat." Ucap Julie mengalihkan pembicaraan.
"Benarkan? Anda seharusnya membawanya ke dokter hewan." Saran Countess Talisa menyentuh bahu Julie.
"Sebenarnya dahulu dia sering menggigit para palayan namun kini jangankan menggigit pelayan, memakan makanannya sendiri dia tidak mampu. Saya telah membawanya ke dokter hewan namun jika yang bermasalah adalah kejiwaannya bukankah itu percuma, Countess?" Julie memamerkan seringainya padaku.
Aku menatap meraka semua tanpa mengatakan satu patah kata pun. Dahulu Grizelle bersikap kasar karena dia takut orang di bawahnya akan berperilaku tidak sopan seperti ini. Alasan itu pula yang membuat Grizelle dikenal sebagai Putri yang pemarah.
Aku tidak menyangka mereka akan mengigit.
"Saya sarankan saja Yang Mulia, jika anjing anda memiliki kelainan mental maka buang saja. Buang semua yang mengganggu." Saranku menatap Julie penuh arti.
Bukk
Emma jatuh ke lantai dengan tubuh bergetar hebat. Tak lama setelahnya tubuhnya kejang-kejang serta mulutnya mengeluarkan busa.
"DUCHESS!!"
Kondisi di aula segera kacau. Di tengah kekacauan itu, Julie memberiku senyuman penuh kemenangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/371041147-288-k491178.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...