Sinar kuning datang lalu berganti lagi dengan biru. Hal itu terus berulang hingga aku lupa sudah berapa lama aku berada di sini.
Seorang wanita paruh baya menatapku dari balik jeruji besi di depannya. Sel kami yang bersebrangan membuatku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Yang dapat aku lihat hanyalah rambut putih keritingnya dengan jubah hitam khas penyihir di film-film fantasi.
Dentuman jantungku mulai tak beraturan kala manik merahnya berganti dengan warna kuning terang. Hanya keluarga Maxillion yang memiliki warna mata itu.
"Siapa kau?"
Dapat ku lihat bibirnya tersenyum tipis. Tak berselang lama wajahnya berubah dengan wajah Calix.
Suramnya suasana penjara memuat adrenalinku naik.
Kali ini apa niatnya?
"Sudah lama kita tidak bertemu." Sapanya dengan suara Calix.
Aku menegak air liurku susah payah. Tidak ada yang dapat menolongku jika Calix berbuat hal yang diluar perkiraan manusia. Dia adalah laki-laki yang ambius. Laki-laki yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Kita berpisah tidak begitu lama." Balasku terhadap sapaannya yang penuh dengan makna terselubung.
Calix memperlihatkan seringainya. "Hei! Kau memang baru-baru ini memasuki penjara tapi waktu dimana hanya kita berdua sudah lama tidak terulang. Sama seperti waktu itu."
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku?"
Seringai di bibir Calix memudar. Wajahnya yang cukup ceria berganti dengan wajah suntuk serta penuh kejengkelan.
"Kaisar Edward mati lalu kakakmu akan naik tahta sebentar lagi. Kau senang?" Jawab Calix dengan satu tarikan napas.
Aku membelalakkan mataku mendengar jawabannya. Duniaku serasa runtuh mendengar berita kematian Ayahku.
"Apa katamu?"
Walau tidak ada manusia yang dapat menghindari kutukan langsung dari Istana Sihir, melihat kejadiannya berhubungan dengan orang yang masih memiliki hubungan darah jelas membuatku merasakan sedikit kesedihan.
Apa rasa belas kasihan dari Grizelle masih tersisa di sini? Pada Ayah yang selalu membuatnya menderita diam-diam?
"Seperti yang kau dengar, Kaisar baru akan segera dilantik." Jawab Calix enteng.
Jika Frey akan segera dilantik maka artinya perang itu akan segera terjadi bukan?
Aku menatap tajam pada Calix. Tidak ada yang dapat membuatku takut selain kehilangan orang yang aku sayangi.
Detik berikutnya aku menyunggikan senyuman. Berusaha memancing Calix untuk marah dan mengamuk di sini.
"Kenapa kau tersenyum?" Tanya laki-laki ini penuh keheranan. Bola matanya menyipit menanti jawabanku.
"Entahlah. Aku hanya penasaran, jika perang yang kau dambakan benar-benar terlaksana siapa kah yang akan menjadi pemenangnya? Kau atau kekasihku Alexio?" Tantangku penuh percaya diri.
Calix membalas senyumanku dengan seringai lebarnya. Matanya dipenuhi dengan kegelapan.
"Akan aku pastikan aku yang akan memenangkan peperangan itu, Yang Mulia." Sahut Calix tak kalah percaya diri denganku.
Wajah Calix kembali berubah menjadi wanita tua tadi. Tak lama kemudian wanita itu kehilangan kesadarannya.
Aku menghela napasku panjang. Pertanda apa lagi ini?
...
*sudut pandang Alexio Obeid
Tidak heran Julie membuat skenario untuk membalikkan keadaannya. Mendengar Grizelle dituduh menjadi pelaku utama dalam insiden racun Duchess berarti perang akan benar-benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...