*sudut pandang Nerissa sebagai Grizelle
Aku membuka mataku setelah malam itu aku menghabiskan air mataku. Namun aku terperanjat kala ornamen tidak asing ini menyambutku. Desain yang di dominasi warna biru tua ini sangat khas dengan desain mansion Marquess Obeid.
"Anda telah bangun?"
Aku menoleh mendapati Graciano dan Marie menatapku penuh haru. Tanpa sadar air mataku meluruh begitu saja. Aku beranjak dari ranjang ini kemudian memeluk Marie dengan erat.
"Aku takut Marie...sungguh....ak-aku sangat takut.." Isakku padanya.
Marie membalas pelukanku tak kalah erat. "Anda sudah aman sekarang, Yang Mulia."
Balasan hangat dari Marie membuat tangisanku pecah. Semua kejadian yang aku alami membuatku sangat kacau. Aku benci mengatakannya tapi aku harus mengakui bahwa saat ini keadaanku cukup buruk.
"Marquess Obeid akan segera tiba, Yang Mulia." Ucap Graciano membuka pintu kamar yang biasa aku gunakan saat singgah ke sini.
Tak berselang lama Alexio datang dengan baju zirahnya. Lelaki itu memberikan senyuman paling hangatnya.
Marie melepaskan pelukan kami. Ia memperbaiki rambutku yang sempat berantakan. "Kami berada di luar kamar jika anda butuh sesuatu." Ucap Marie meninggalkanku dengan Alexio.
Bercak darah masih tertempel di baju zirah Alexio. Aku meringis ngilu.
"Kau terluka?" Tanyaku mengusap wajahnya kala ia berjongkok di depanku.
Alexio menggeleng. Kedua matanya tertutup menyesapi kehangatan yang terjalin diantara kami. Tangan besarnya menaik sofa kecil yang letaknya tak jauh dariku. Kemudian ia memaksaku duduk di sana.
Tangan besar Alexio menangkup wajahku. "Kau terlihat sangat kurus." Bisiknya menciumi seluruh wajahku.
Aku tertawa kecil. "Aku bisa makan sepuasku setelah ini." Balasku menghentikan aksinya.
Alexio tersenyum lebar. "Ya, kau harus makan yang banyak setelah ini."
Aku menundukkan wajahku mengingat apa yang tengah terjadi saat ini. Perang saudara, sial kenapa harus ada perang di sini sih?
"Bagaiman perangnya? Apa kau terluka?" Gumamku nyaris tidak bersuara.
Alexio mendongakkan wajahnya. Mata kami kemudian saling mengunci, mengutaran apa saja yang tidak dapat diutarakan melalui mulut.
"Aku pulang." Ucapnya memelukku erat.
Air mataku kembali jatuh. Dia pulang bersama dengan kemenangannya bahkan tanpa terluka. Aku membalas pelukan itu tak kalah erat.
"Dasar pria dingin! Kau bahkan tidak menjengukku di penjara! Aku bahkan diculik. Kau tahu?! Aku sangat takut waktu itu!" Seruku memukul dadanya beberapa kali.
Alexio terkekeh sejenak sebelum melepaskan pelukannya. "Lihatlah! Aku pulang dengan selamat. Kau tidak perlu takut lagi sekarang." Ucapnya membelai wajahku lembut.
Aku menangkap telapak tangannya lalu mengecup telapak tangan besar itu. "Selamat datang!"
...
Pemberontakan yang dipimpin Duke Maxillion gagal total. Seluruh rakyat Roseted berbondong-bondong membangun kembali kota mereka yang hancur akibat perang.
Seluruh pihak yang terlibat saat ini tengah di kurung di penjara khusus. Tak terkecuali Permaisuri.
Aku bahkan mendengar saat ini Ethelind dikuasai oleh Petricho. Sungguh malang sekali nasib kerajaan kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...