Pemberkatan itu akhirnya terlaksana. Pagi menyingsing menyajikan cahaya mentari yang bersinar begitu terang. Beberapa kawanan burung tampak berkeliaran kesana-kemari menyambut datangnya hari ini.
Langit di Roseted tidak pernah berubah. Cerah seperti masa depan Kekaisaran itu.
Angin berhembus menyibak jubah putih yang aku kenakan. Rambut pirangku ditata kebelakang tanpa hiasan apapun.
"Altarnya lebih luas dari dugaanku." Kataku menatap pemandangan di luar jendela.
Altar luas di depan Istana di desain sedemikian rupa. Altar besar itu diapit dua air mancur besar. Air segar mengucur dari sana membuat pemandangan kian menakjubkan.
Gerombolan bangsawan memenuhi kursi tamu yang telah di sediakan. Mereka berbondong-bondong menyaksikan berkat Kaisar yang telah lama tidak dikeluarkan.
Bekat Kaisar Roseted.
Salah satu anugerah yang sukar di terima. Hanya orang-orang tertentu yang dapat menerima berkah itu.
Pahlawan yang pulang dari perang
Para saintess
Serta pemimpin kuil yang berhasil melawan wabah besar.
Terakhir kali berkat Kaisar turun ketika keluarga Maxillion diangkat menjadi satu-satunya keluarga Duke di Roseted. Hal itu pun dikarenakan kakek mereka membawa kejayaan pada Kekaisaran ini pada perang saudara kala itu.
Artinya, sudah dua generasi berkah itu tidak turun lagi.
Aku agak gugup setelah mengetahui berkat Kaisar sangatlah penting. Seorang Calix bahkan tidak dapat memilikinya.
"Kau terlihat sangat gugup."
Aku menoleh mendapati Alexio datang dengan seragam serba putihnya. Jubah besar khas Marquess tersampir di bahu kokoh lelaki itu. Rambut hitamnya ditata kebelakang menampikkan dahinya yang lebar. Mata abu itu menatapku penuh minat.
"Tentu saja. Aku akan menerima berkat yang tidak datang setelah dua generasi."
"Santai saja. Kau tidak sendiri."
Aku menaikkan salah satu sudut alisku. "Kau juga gugup?"
Alexio menggeleng.
"Lalu?"
"Kau bukan satu-satunya orang yang akan menerima berkat itu. Jadi santai saja!" Ucapnya tenang.
"Siapa yang akan mendapatkannya? Calix?"
Wajah Alexio tertekuk keras setelah nama Calix keluar dari mulutku. Sedetik kemudian dia tersenyum mengerikkan.
"Dia tidak akan pernah mendapat berkat kaisar."
"Lalu siapa?"
"Tentu saja aku!" Ucapnya penuh percaya diri.
"Bagaimana bisa?" Tanyaku tidak percaya.
"Siapa yang akan mendapat berkah itu? Tentu saja pahlawan yang pulang setelah memenangkan perang saudara! Kau tidak berpikir perang saudara tidak akan kembali terulang kan?"
Ah begitu, benar juga. Aku tertawa kecil. Cukup gila juga aku dapat tertawa atas candaan itu. Aku rasa aku sama tidak warasnya seperti mereka.
"Kau harus menjadi Duke. Kau tahu bukan aku hanya dapat menikah dengan seorang Duke?"
Marquess Obeid mendatangiku lantas merengkuh tubuh kecilku. Hidung panjangnya menyentuh hidungku yang relatif lebih kecil darinya. Lelaki ini tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Protect My New Family
FantasyNerissa, seorang gadis pengangguran yang sering membaca komik. baginya menamatkan satu serial komik dalam tiga hari adalah sebuah kewajiban. namun secara tiba-tiba, dia tertidur pulas dan tidak bangun lagi, jantungnya berhenti berdetak. Apakah Neris...