"Itu lo kan?"
Valerie mendengus, gadis itu heran bagaimana bisa Drake mendapat foto-foto semalam saat dirinya berada di club. Bahkan ponsel yang sengaja dimatikan tidak mempan rupanya.
"Iya, itu gue, kenapa?" alis Valerie terangkat. "Lagian gue heran, lo siapa sih? Penguntit? Bisa aja tau informasi gue."
"Gue cowok lo," jawab Drake mutlak. "Gue gak suka Val lo kayak gitu. Gue takut lo kenapa-napa, lo ngerti gak, sih?" Tersirat nada khawatir di diri Drake.
Cowok itu baru mendapat kabar pagi ini dari orang-orang suruhannya. Karena semalam dirinya ketiduran.
"Gue tau. Tapi gue bisa jaga diri."
"Sebisa jaga dirinya orang, kalo lagi gak sadar juga bakalan lemah. Mudah buat disentuh."
"Ya buktinya gue gapapa 'kan? Udah ah, gausah nyetir gue."
Pagi-pagi sekali, dirinya sudah diseret paksa oleh Drake menuju koridor yang sepi. Cowok itu benar-benar mengatur hidupnya. "Satu hal lagi. Selama gue hidup, belum ada yang bisa nyetir gue selain uang Papih. Jadi lo gak usah ngatur."
"Kita pacaran karena taruhan, dan gue gak akan pernah jatuh cinta ke lo. Ngerti?" tekan Valerie cukup menusuk ke ulu hatinya. Drake terdiam, membiarkan gadis itu pergi meninggalkan perasaan sesak di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Drake (END)
Teen FictionMempunyai kehidupan yang serba ada membuat Valerie Grazella Margaretta tumbuh menjadi gadis yang sombong dan semena-mena. Dia tidak suka diatur, hanya mau mengatur. Hidupnya terlalu bebas karena orang tua-nya sibuk dengan pekerjaan mereka. Sampai su...