25: Hukuman Yang Indah

93K 3.9K 164
                                    

"Valerie Grazella Margaretta! Hormat ke tiang bendera sampai jam pelajaran selesai! SEKARANG!"

Amelda dan Alea meringis, kedua gadis itu sudah membangunkan Valerie. Namun dasarnya Valerie kebo susah di bangunkan. Dia malah tertidur di jam pelajaran guru killer. Yang tidak akan segan-segan memberi hukuman pada mereka yang tidak menaati peraturannya.

Jantung Valerie rasanya mau loncat diteriaki sekencang itu. Dengan muka bantalnya Valerie meringis ditatap tajam seakan mau diterkam.

"Gamau Bu, panas," jawabnya santai namun sebenarnya takut.

Ingat tempo hari itu? Dimana Valerie berakhir pingsan karena harus hormat ke tiang bendera. Gadis itu tidak terbiasa panas-panasan.

"Kamu mau hormat atau bersihin kamar mandi seluruh lantai?"

Baru membayangkan saja Valerie sudah ingin muntah. Lebih baik kulitnya terbakar panas terik matahari daripada tangan mulusnya harus menyentuh sikat WC.

"Iya Bu." Valerie berjalan dengan lesuh keluar kelas. Mau kabur pun pasti kelihatan dari sini. Pagi yang buruk, pikirnya.

Baru jam 10 pagi saja matahari sudah terik sekali. Apalagi jika dirinya harus berdiri sampai jam 11 siang.

"Tai lah!" umpat Valerie dengan ogah-ogahan menjalankan hukumannya.

Baru 5 menit berdiri keringetnya sudah membanjiri dahi gadis itu. Valerie terus mengeluh, mengumpati guru tadi. Lagian kenapa sih kalau dirinya tertidur? Mendengarkan juga percuma, tidak akan paham.

"Baru 15 menit." Valerie menunduk, tidak kuat saat kepalanya mulai terasa pusing.

Panas matahari tidak lagi mengenai dirinya saat seseorang berdiri di depannya. Menjadi penghalang sinar matahari menyentuh kulit Valerie.

Valerie mendongak, tatapan keduanya bertemu. "Kenapa dihukum?" tanyanya lembut.

"Ketiduran di kelas," jawab Valerie singkat.

"Dihukum berapa menit?"

"Sampai jam istirahat."

Valerie heran, mengapa Drake selalu ada di saat dirinya tengah kenapa-napa. Bukankah harusnya cowok itu tengah berada di dalam kelas mengikuti jam pelajaran?

"Lo bolos, ya?" tuding Valerie yang sialnya benar.

Drake mengangguk. "Iya, gue dari rooftop liat lo. Makanya turun."

"Ngapain?"

"Jaga-jaga kalau lo pingsan lagi, yang bawa lo ke UKS gue, bukan si ketua OSIS itu."

Valerie mendengus, masih aja dibahas padahal uda kejadian lama. "Yaudah lo jagain gue aja di koridor, ngapain ikut berdiri di sini. Panas."

"Gue temenin, ya?" Drake menunduk, cowok itu mengambil sesuatu di dalam sakunya.

Sapu tangan itu mengusap pelan keringat-keringat di dahi Valerie. Gadis itu terdiam membatu, perlakuan Drake berhasil membuat Valerie merasa berbunga-bunga.

"Gaperlu." Valerie membuang pandangannya ke arah lain, dia tidak mau ketahuan salah tingkah. "Lo duduk aja, gue gaakan pingsan kok."

"Ngatur." Valerie mendelik kesal. Giliran dirinya bilang seperti itu dibilang ngatur?!!

Drake ya tetap Drake, tidak mau diatur tapi hobinya suka mengatur Valerie. Cowok itu kini rela berdiri di depan Valerie demi gadisnya tidak terkena paparan sinar matahari.

Tanpa sadar Valerie tersenyum kecil, dia merasa diratukan. Drake berhasil mengambil hatinya secara perlahan-lahan dengan perlakuan yang gak semua cowok bisa.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang