31: Baikan?

71K 3.5K 246
                                    

        "Jelasin."

       Bahkan untuk sekedar menatap pun, Valerie lebih memilih menghindari kontak mata dengan Drake. Gadis itu takut saat menatap mata teduh itu hatinya akan luluh begitu saja.

        "Val, tatap mata gue."

         Hatinya terasa begitu nyeri melihat Valerie tidak mau menatapnya. "Lo mau jelasin atau gue cabut."

          Drake menghela nafas. "Oke."

          Dia mengajak Valerie pergi ke ruang pribadinya yang pernah dia bawa Valerie ke sini secara paksa dulu. Hening di ruangan ini menjadikan atmosfer di antara keduanya terasa dingin.

         "Kemarin setelah ke apotik buat beli minyak kayu putih sesuai yang lo minta, gue ketemu Caca di sana." Ada jeda diucapannya. "Terus?"

          "Dia nyapa gue, tapi gak gue respon. Terus dia minta dianterin ke Rumah sakit karena Ibunya dikabarkan kritis."

          Valerie memejamkan matanya, dia memberanikan diri untuk menatap manik mata Drake. Mencari kebohongan dari sana, tapi dia tidak menemukannya.

        "Val, gue gamau kita kayak gini," lirih Drake merasa sangat bersalah. "Gue salah, gue akui gue bodoh saat nganter malah nungguin Caca. Gue minta maaf."

        "Lo peduliin cewek lain tapi lo sendiri lupa cewek lo lagi sakit di rumah nungguin lo yang malah lebih mentingin cewek lain? Haha, lucu lo."

          Valerie menepis tangan Drake saat cowok itu mencoba meraihnya. "Lo selalu gak suka gue deket sama cowok lain, tapi lo sendiri welcome ke Caca. Oke niat lo baik, tapi emang gabisa lo pesanin ojek? Taksi? Kenapa harus lo yang anterin?"

         "Gue nungguin lo buat anterin gue ke Rumah sakit berjam-jam. Tapi lo lebih milih anterin cewek lain yang statusnya bukan siapa-siapa lo!"

         "Kalau kemarin Alea gak beliin gue obat. Mungkin sekarang gue yang terbaring di Rumah sakit." Valerie terkekeh kecewa, menggeleng tak percaya pada Drake.

        "Sekarang gue tanya, kalau posisinya dibalik, gue yang keluar sama cowok lain, lo terima?"

         Diam. Drake dibuat tak bisa berkata-kata mendengar semua ucapan Valerie. Perasaan bersalah yang dia pendam selama 3 hari itu kian menyesakkan ulu hatinya.

       "Maaf."

        "Basi," maki Valerie.

        Mungkin kalau posisinya dia sedang tidak sakit juga, mudah untuk Valerie maafkan. Dia sakit, butuh Drake. Tapi cowok yang berstatus pacarnya itu lebih mengutamakan mengantar gadis lain.

          Hati Valerie sulit diluluhkan, bahkan setelah melewati hari-hari yang sulit, baru kali ini Valerie mulai luluh pada Drake. Yang mana perasaannya kembali dibuat kecewa.

           "Tenang." Senyuman penuh arti terukir di wajah Valerie. "Setelah 4 hari lo bebas, lo bisa tuh pacarin Caca."

          "Enggak, gue gamau. Jangan kaya gini."

           Valerie memejamkan matanya, gadis itu beranjak dari duduknya. "Gue gapernah jatuh cinta." Ada jeda di ucapannya.

          "Jadi sekali lo bikin gue kecewa lagi, jangan harap dapat maaf dari gue."

         Gadis itu melangkah keluar meninggalkan Drake yang menatapnya nanar. Tangannya mengacak-ngacak rambut frustasi. Ini salahnya, dia yang telah mengecewakan.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang