EXTRA PART

71K 3K 95
                                    

      Mendengar cerita Caca cukup menyedihkan. Valerie jadi merasa bersalah karena telah menghancurkan hidup gadis itu yang ternyata tulang punggung keluarga.

       Caca kini dirawat di Rumah sakit jiwa. Lebih baik Caca berada di sana daripada berkeliaran di luar, karena mungkin banyak yang berniat jahat padanya. Gadis itu sempat hamil diperkosa 3 preman saat pulang malam selesai bekerja. Kejadian itu berhasil membuatnya depresi hingga kehilangan anaknya sendiri.

       Sejak kejiwaannya terganggu, adiknya Rara di bawa oleh Pak RT ke panti asuhan. Caca juga sempat dimasukan ke Rumah sakit jiwa untuk pengobatannya berharap gadis itu kembali normal. Namun beberapa tahun ini Caca kabur, hingga menjadi gelandangan di luaran sana.

      Valerie dan Drake sadar, apa yang telah mereka perbuat dulu terlalu jahat pada Caca. Gadis yang tidak seharusnya mendapat perlakuan begitu buruk dari manusia-manusia tak berhati.

       Padahal kalau saja Caca tidak melakukan kesalahan fatal, ada kemungkinan gadis itu sudah menjadi wanita yang sukses karena Caca adalah anak yang pintar.

       "Kamu masih mikirin tadi?"

       "Heum?" Valerie menggeleng, menatap rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi dari balkon. "Aku dulu keterlaluan Drake."

        Drake membawa Valerie kepelukannya, mencoba menenangkan hati Istrinya. Meyakinkan ke dia kalau semua ini bukan salahnya. "Enggak sayang, dari awal kalau Caca gak duluan jahatin kamu. Dia gak akan bernasib kayak gini. Lagian bukan kamu yang bikin Caca kayak gini, jadi jangan ngerasa bersalah terus."

        Ucapan Drake berhasil sedikit menenangkan pikirannya. "Aku harap Nero jadi anak baik di masa depan. Aku gak mau dia sombong kayak aku dulu."

         Ya, Valerie menyadari dirinya terlalu angkuh, semua harta yang dia punya membuat dirinya merasa dia lebih dari segala-galanya. Terlalu sering dimanja sejak kecil membuat dia berpikir orang lain itu rendahan di matanya.

        "Kamu istirahat ya sayang, pasti kecapean hari ini." Drake mengusap puncuk kepala Valerie.
 
        Suara dering ponsel Drake berbunyi, ada panggilan masuk dari Dokter Brian yang menangani Caca di Rumah sakit jiwa.

        "Halo dok?" Saat mendengar suara dari panggilan itu, tubuh Drake dan Valerie seketika melemas.

        "Pasien bernama Caca Azzahri telah meninggal dunia, dia ditemukan di dalam kamarnya dengan nadi yang tersayat pecahan kaca."

        Kita gak pernah tau sekuat apa mental orang-orang yang kita bully. Ada yang anaknya selalu tertawa di luar padahal menyimpan banyak luka. Beberapa orang akan memilih pulang sendiri saat hatinya jauh dari sang pencipta.

       Semua yang telah lahir memang akan kembali. Tapi berakhir di tangan sendiri adalah hal paling bodoh.

***
 
        "Nero dapet ranking satu Bundaa!"
 
        "Oh iya? Pinter banget putra Bundaaa."

        "Wahhh anak kesayangan Ayah mau apa nih?"

        "Nero mau beli sepeda baru Ayahhhh."

        "Let's go! Kita beli sepeda baru buat anak kesayangan Ayah yang pintar."

        "Yey!" Nero menghambur ke dalam pelukan orang tuanya. Dia sangat menyayangi Ayah dan Bundanya lebih dari apapun.

         Nero merasa sangat beruntung terlahir dari orang tua yang siap mental, finansial, parenting yang bagus. Sebagaimana Nero tidak pernah merasa kekurangan apapun dalam hidupnya.

        Drake dan Valerie sama-sama bekerja, namun Nero tidak pernah sekalipun merasa kurang kasih sayang karena Valerie merasakan sendiri bagaimana orang tuanya yang gila kerja sampai jarang menghabiskan waktu untuknya.

        Setiap hari libur, mereka bertiga akan menghabiskan waktu bersama untuk sekedar mengobrol, bermain, belajar, melakukan banyak yang menjadi bahagia. 

        Valerie memotret keduanya sambil terkikik geli melihat Drake dan Nero couple outfit hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Valerie memotret keduanya sambil terkikik geli melihat Drake dan Nero couple outfit hitam. Terlihat lucu sekali dengan Nero yang sangat mungil itu.

        "Pilih sepeda yang kamu suka sayang."

        Valerie membisikkan ke telinga Nero. "Pilih yang paling mahal Nero, biar uang Ayah kamu abis," bisiknya yang langsung ditatap Drake. "Jangan bisikin aneh-aneh sayangkuu."

         "Siap salah."

         "Nero mau yang ini!" tunjuknya pada sepeda berwarna hitam merah. "Oke kita beli."

          Orang kaya mah bebas, cap cip cup suka bungkus.

          Sepeda yang dibeli diantarkan ke perumahan mereka. Drake mengajari Nero belajar naik sepeda di halaman rumah pastinya dengan kelengkapan keamanannya tidak lupa. Ayah anak satu itu tidak mau anaknya terluka sedikitpun.

         "Ayahhh, Nero udah bisa naik sepeda tanpa jatuh lagiii."

          "Baguss, anak Ayah emang paling hebat."

           "Yeyyy!"

           "Nero pelan-pelan bawa sepedanyaa," peringat Valerie yang baru saja mengambil cemilan kesukaan Nero.

           "Nero pelan-pelan bawa sepedanyaa," peringat Valerie yang baru saja mengambil cemilan kesukaan Nero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Benar saja saat Valerie memeringati, Nero terjatuh ke rerumputan. Drake yang melihat itu panik langsung sigap berlari menolong Nero. "Kamu gapapa sayang?"

         Jika kebanyakan anak kecil lain akan menangis, Nero malah tertawa. "Hahaha seru, mau jatuh lagi."

         "Hah?" Drake dan Valeri cengo. "Anak lo ya?" tanya Valerie, Drake menggeleng. "Sifatnya lebih mirip lo Val."

***

final. Cerita Drake selesai sampai di sini yaaa. intinya mereka bahagia, karena aku pecinta happy ending. oh iya sequel Nero udah aku publish, kalian bisa cek di profil aku yaaa. gak akan kalah seruu🔥

 gak akan kalah seruu🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang