45: Pengorbanan

63.6K 3.5K 381
                                    

BRAKK!

Seorang cowok yang tengah tiduran di tempat tidurnya seraya bermain game itu tergelonjak kaget saat pintu kamarnya dibuka kasar oleh Drake. Dia mendengus kesal. "Lo bisa gak sih ketuk pintu dulu kalo masuk kamar gue?"

"Gak bisa. Lo harus bantuin gue lacak ponsel Valerie sekarang."

Dahi cowok itu berkerut, mematikan game yang masih berlanjut di ponselnya. "Lacak? Emang tuh cewek kemana?"

"Valerie diculik," jawab Drake lemas. Wajahnya sudah seperti orang frustasi.

"Kok bisa?" Dia kaget.

"Mana gue tau tai! Makanya cepet bantuin gue," emosi Drake menarik tangan cowok itu agar bangkit dari tempat tidur.

Keduanya menuju ruangan khusus yang berisikan komputer-komputer miliknya. Dia mulai mengotak-atik jarinya di atas keyboard.

"Mungkin bakalan lama."

"Berapa lama?" Drake tidak sabaran, masalahnya nyawa Valerie dalam bahaya.

"15 menit," jawab Raka sahabat dekat Drake yang selama ini membantu Drake untuk memantau Valerie. Tidak heran Raka paling tau tentang Drake karena hubungan keduanya sedekat itu.

Bahkan yang menghapus seluruh postingan Valerie di Instagram pun Raka karena disuruh Drake. Cowok itu pandai menyabotase, mengetahui informasi hanya lewat komputernya.

Drake mengacak rambutnya frustasi, dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Valerie harus diselamatkan terlebih sekarang sudah pukul 8 malam.

"Cepetin Rak. 5 menit lah lama-lamanya," request Drake membuat Raka mendengus. "Sabar, gue usahain."

Raka melacak nomer ponsel Valerie, untungnya ponsel gadis itu masih menyala memudahkan mereka menemukan posisi gadis itu. "Sekitar 1 jam dari sini."

"Gila? Ngapain sampai sejauh itu?"

"Mana gue tau anjing, lo cowoknya kenapa gak jagain Valerie?" gemas Raka. Meski dia tau masalah keduanya. "Gue bisa sadap cctvnya kalau lo mau."

"Pake nanya," kata Drake kesal.

"Tai!" umpat Raka mencoba meretas cctv di gedung penyekapan Valerie. Karena tidak mungkin penjahat seperti mereka tidak memasang cctv di tiap penjuru ruang. Mereka tidak akan sebodoh itu membiarkan mangsa lepas begitu saja.

"Coba liat," perintah Raka saat berhasil meretas beberapa cctvnya. "Itu Valerie bukan sih?"

Terlihat gambar seorang gadis dalam keadaan terikat tengah mencoba untuk melepaskan diri saat para penjaga berada di luar ruangan. "Bangsat."

"Lo bisa denger suara mereka gak sih?" tanya Drake ingin tau. "Kalo itu gak bisa, kecuali kita simpan alat penyadap."

Terlihat seorang lelaki menghampiri Valerie, lelaki itu mencengkeram kuat pipi Valerie hingga gadis itu meringis kesakitan. Seragam sekolahnya sudah begitu acak-acakan. Lelaki itu tampak berbicara sesuatu yang langsung dibalas Valerie dengan berani.

"Gue ke sana."

"Lo gak bisa pergi sendiri ke sana, yang ada namanya cari mati. Gue temenin."

Drake menggeleng cepat. "Gue masih butuh bantuan lo Rak."

***

Baru 40 menit perjalanan, Drake sudah kalang kabut khawatir dengan kondisi Valerie sekarang. Terlebih jalannya begitu sepi, seperti jarang orang-orang datang ke sini.

Di depan sana Drake melihat sebuah warung kecil yang masih buka. Dia turun untuk memastikan bahwa di sekitaran sini beneran ada gedung terbengkalai atau tidak.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang