30: Renggang

70.8K 3.5K 386
                                    

         "Makasih ya Kak udah mau nganterin aku pulang. Maaf udah ngerepotin Kakak."

           Drake mengangguk setelah sampai di rumah kecil yang jauh dari kerumunan warga. Tidak berada di komplek-komplek perumahan elite, hanya rumah biasa yang pagarnya saja terbuat dari bambu.

           "Iya. Gue cabut."

            "Kak." Caca menahan tangan Drake saat cowok itu hendak melangkah menuju mobilnya. "Kakak gak mau masuk dulu buat minum? Sebagai ucapan terima kasih aku."

             "Gak." Tatapan Drake turun ke tangan Caca yang lancang memegang pergelangan tangannya. Tersadar, Caca langsung melepas pegangannya. "Yaudah Kakak hati-hati ya."

            Drake tidak menjawab apa-apa lagi, cowok itu masuk ke mobil dan melesat pergi meninggalkan area rumah Caca.

             Caca menatap kepergian Drake seraya tersenyum tipis. Hatinya merasa sangat senang bisa sedeket tadi bersama Kak Drake, sampai akhirnya senyumnya pudar, mengingat Kakak kelas yang dia kagumi itu sudah menjadi milik gadis lain.

Drake membodohi dirinya sendiri saat dia melupakan Valerie yang harusnya dia antar ke Rumah sakit. Bahkan dia belum sempat membuka ponselnya sejak 2 jam lalu.

Banyak pesan yang masuk dari Valerie, pesan terakhir dari gadis itu yang paling menjadi perhatiannya. Di mana ada fotonya bersama Caca di dalam mobil tadi.

Drake menambah laju mobilnya, dia harus menjelaskan ke gadis itu kalau apa yang Valerie lihat tidak seperti yang dipikirkan.

Sampai dikediaman Baskara. Ada banyak sekali bodyguard berbadan besar menjaga di depan rumah.

Drake turun dari mobil, hendak masuk namun pergerakannya ditahan oleh 2 bodyguard suruhan Valerie. "Maaf, nona Valerie melarang Anda masuk ke dalam."

Kedua alis Drake menyatu, menunjukkan ekspresi tidak terima. "Gue pacar Valerie, biarin gue masuk."

Bodyguard tetap menahan Drake, tidak memberi celah untuk cowok itu masuk. "Nona Valerie tidak mau bertemu dengan Anda."

"Gue mau masuk," tekan Drake.

Para bodyguard memasang badan. Tetap kekeuh dengan perintah dari putri tunggal Baskara, karena mereka dibayar untuk mendengar ucapan Valerie.

"Kalau Anda tidak pergi, terpaksa kami usir secara kasar," ancam bodyguard.

Drake mengacak rambutnya frustasi. Bisa saja dia lawan keempat bodyguard itu, hanya saja dia tidak mau membuat Valerie semakin tidak mau bertemu dengannya. Valerie pasti kecewa, sampai menemuinya saja dia tidak sudi.

Panggilan telfonnya tak kunjung diangkat, bahkan yang didapat malah tolakan. Pesan-pesannya pun hanya dibaca tanpa ada niatan dibalas.

Dari balkon Valerie melihat semuanya, gadis itu menatap penuh kecewa ke arah Drake yang masih mencoba untuk masuk ke dalam namun ditahan orang suruhannya.

"Lo beneran gamau dengerin penjelasan Drake dulu Val?" tanya Alea, takut Valerie menyesali perbuatannya sampai-sampai gadis itu memerintahkan bodyguard menjaga di depan rumah.

Badannya masih lemas, namun sudah lebih baik sejak minum obat yang dibawakan oleh Alea. "Enggak, biarin aja."

"Gue yakin si Cacanjing yang caper sama Drake, asli!" kesal Alea ikut emosi.

Bisa-bisanya Drake lebih memilih mengantar Caca daripada pacarnya yang sedang demam. Untung ada dirinya, kalau tidak? Bisa sekarat sahabatnya yang ada.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang