24: Full Time

81.3K 3.8K 64
                                    

Drake mendengus kesal saat melihat tatapan teman-temannya langsung tertuju ke arah Valerie setibanya mereka di tempat tongkrongan.

"Dia cewek gue, jangan ada yang berani natep dia lama-lama," peringat Drake, semuanya langsung sibuk masing-masing.

Dalam hati mereka, yah gagal cuci mata. Padahal kapan lagi tongkrongan yang berisi batang ini kedatangan seorang cewek, cantik lagi.

"Tongkrongan apaan ini? Jelek banget," cibir Valerie melihat tongkrongan kecil namun dihuni banyak orang.

Valerie ini memang suka meroasting. Hal apa saja yang dilihatnya kurang nyaman pasti dikomentari.

"Gini-gini banyak kenangannya," sambar Raka merasa tidak terima. Kalau saja bukan cewek Drake, mungkin sudah dia balas ucapannya lebih pedas.

"Kenangan apaan? Buluk kayak gini, gue pikir bagus," sinis Valerie merasa jijik hanya sekedar duduk saja.

Drake menggeleng, melihat teman-temannya mulai panas. Cowok itu menarik Valerie mendekat ke arahnya. "Hus, mulutnya."

"Ih gue gak jadi ikut nongkrong ah. Udah tongkrongannya jelek, muka lo semua pas-pasan juga gak ada yang enak dipandang."

"Wahhhh mulutnya ngajak ributt," gemas Kaivan.

Kali ini Valerie akui Drake itu tampan, meski teman-temannya tidak jelek, namun tetap saja terbiasa melihat muka tampan Drake membuat Valerie menatap cowok lain kayak monyet.

"Kata gue teh perawatan, biar mukanya cakep. Eww." Valerie bergedik ngeri, gadis itu keluar dari tempat tongkrongan meninggalkan Drake.

Dia pikir tongkrongannya besar, nyaman, ber AC, ternyata cuman rumah kecil biasa.

Baginya yang terbiasa hidup enak dan sombong, jelas tidak bisa menerima tempat-tempat seperti itu. Maaf, Valerie memang tidak tau diri.

"Val," panggil Drake menahan tangan gadisnya. "Mau kemana?"

"Gue gamau di sini, gue gak nyaman. Gerah."

"Oke. Kita pulang."

"Gue gamau pulang," jawab Valerie sekali lagi.

Drake menghela nafas, cowok itu tersenyum tipis. "Oke, kita jalan-jalan, ya?"

Valerie mengangguk dengan bibir yang cemberut. "Mau beli kura-kura," ucapnya secara tiba-tiba.

"Tiba-tiba banget mau kura-kura?" heran Drake.

"Lucu. Dulu waktu kecil Papih pernah beliin, tapi mati karna gue kasih makan sampai aquariumnya gak kelihatan airnya," ucap Valerie dengan muka lugunya.

Drake tertawa kecil, ada-ada saja pikirnya. "Oke, kita beli kura-kura."

"Kura-kura brazil yaaa?"

"Iya sayang. Semuanya boleh beli."

"Beli pacar boleh berarti," gumam Valerie lirih yang dapat didengar Drake.

Kedua alis Drake menyatu, menatap Valerie dengan tajam. "Ngomong sekali lagi yang keras di depan gue."

"Beli pacar boleh berarti," ulang Valerie santai.

Valerie di bawa ke dalam dekapan Drake, pipi gadis itu bahkan dicubit karena gemas.

***

Drake melirik Valerie tidak suka saat gadis itu melepas jaketnya menyisahkan baju croptop hitam yang memperlihatkan perut ratanya.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang