42: Kita Udah Selesai

69K 3.6K 227
                                    

Setelah hampir 2 Minggu tidak hadir ke sekolah, Valerie kembali memberanikan dirinya untuk masuk. Banyak yang menyapanya ramah, bahkan memberikan semangat. Valerie bingung, mereka semua kenapa?

"Semoga kalian cepat baikan ya Val. Tenang si Caca udah dikeluarin dari sekolah sama Drake."

"Iya tuh bener, gak akan ada cabe lagi di sini."

Valerie membulatkan mulutnya saat tau alasan mereka menyapa ramah padanya. Tentang Caca, Valerie sudah tau informasinya dari kedua sahabatnya. Sebenarnya kurang puas karena Valerie belum menberikan pelajaran yang setimpal.

Gadis itu tetap melanjutkan langkahnya tanpa memedulikan bisik-bisik yang membicarakan hubungannya dengan Drake. Sudah selesai, ngapain dibahas.

"Kok sepi banget?" Tidak ada siapapun di kelas padahal Valerie berangkat sudah cukup siang. Gadis itu memperhatikan seluruh penjuru kelas dengan bingung, tangannya menggaruk tengkuk merasa aneh. "Orang-orang pada kemana?"

Mengapa hanya kelasnya yang sepi? Sedangkan kelas lain sudah ramai murid berdatangan.

Suara decitan pintu terdengar, Drake mengunci pintu kelas menyisahkan hanya mereka berdua di ruangan 11 IPS 3.

"Drake?"

"Hai," sapa Drake berjalan mendekat ke arah Valerie. Gadis itu memeringati. "Jangan deket-deket! Drake gue peringatin ya!"

"Kenapa?" tanya Drake menaikkan alisnya. "Gue gapunya akses buat ketemu lo. Cuman ini satu-satunya biar kita bisa ngobrol secara baik."

"Gaada yang perlu dibicarain lagi," kata Valerie membuang pandangannya ke arah lain. Dia tidak mau luluh lagi hanya karena menatap manik mata Drake dengan tatapan seperti dulu.

"Lo ngehindar dari gue."

Valerie mendengus. "Gue gak ngehindar. Kita emang udah selesai dan lo sendiri yang nyuruh gue buat gak ganggu lo sama Caca."

"Val." Drake mencoba menyentuh tangan Valerie, namun terlebih dulu disentak gadis itu. "Jangan sentuh gue!"

"Lo tau gue lupa ingatan waktu itu...," ucapnya begitu lirih.

Drake sadar dirinya salah, namun itu di luar kendalinya. Dia tidak pernah menyakiti Valerie secara sengaja. "Gimana biar lo mau maafin gue?"

Valerie mendongak, tatapan keduanya bertemu. "Pergi dari hidup gue."

Hening sejenak, Drake menunduk memperhatikan sepatunya. Cowok itu mengginggit bibir bawahnya dengan mata terpejam. "Oke."

Jantung Valerie berdetak cepat mendengar Drake menyetujui ucapannya. Apa setelah ini, Drake tidak akan pernah mengganggunya lagi? Namun bukannya bagus? Setidaknya Drake bisa mendapatkan gadis yang tidak kotor seperti dirinya.

"Kalo itu mau lo. Gue lebih baik gak dapat maaf daripada gue harus pergi dari hidup lo." Drake tersenyum miris. Kalau boleh meminta, Drake ingin sekali memeluk erat tubuh itu lagi.

Tapi keberaniannya menciut, Drake terlalu takut Valerie akan semakin membencinya. "Gue tetap bakalan jagain lo, walau kita gak bisa balikan lagi."

"Gue sayang sama lo Val. Dari dulu perasaan gue gapernah berubah dan gak akan gue biarin siapapun ngerubahnya. Gue harap, gue punya kesempatan buat genggam lo lagi."

Valerie diam, memandang Drake yang keluar dari ruang kelasnya dengan sorot mata kecewa. Terlihat dari matanya yang berair, seperti menyimpan sesak di dada.

"Maaf."

Pada semestinya mereka memang sudah selesai. Mungkin masanya memang hanya sampai di sini, Valerie sadar dirinya salah dan merasa tidak pantas untuk siapa-siapa. Terlebih, hubungan keduanya ditentang hebat oleh Papihnya sendiri.

Valerie: ayo ketemu

***

Caca rela panas-panasan jalan kaki demi menjual iphone pemberian Drake yang baru dia dapat beberapa hari ini demi bisa melanjutkan hidup. Bahkan untuk membayar ojek pun, dia tidak punya.

Uangnya sudah habis tidak tersisa. Caca pun belum makan apa-apa dari kemarin. Yang dia khawatirkan hanya adiknya, Caca tidak memedulikan dirinya asal adiknya bisa makan.

Hidupnya benar-benar hilang arah. Caca dikeluarkan dari pekerjaannya dan mencoba melamar di kerjaan lain, tidak terima. Namanya sudah buruk, hidupnya hancur.

Terlebih semalam banyak orang-orang berbadan besar datang ke rumahnya. Ada lelaki berumur yang mengancamnya. "Kalau kamu berani menganggu putri saya lagi, saya pastikan hidup kamu akan lebih hancur dari ini."

Caca berpikir, itu Ayahnya Kak Valerie.

Caca menghembuskan nafasnya lelah. Tetes demi tetes keringatnya berjatuhan dari dahinya saat terik matahari berada tepat di atas kepalanya. Rasanya pusing, terlebih dia belum makan apa-apa dari kemarin. Perutnya lapar, namun Caca tidak punya uang sama sekali.

Caca menyadari kesalahannya. Dia menyesali perbuatan fatal yang merengkut pendidikan, masa depan, dan pekerjaannya.

Dari awal masuk, Caca tidak pernah mendapat teman. Untuk tugas kelompok pun, dia selalu mengerjakannya sendiri. Apa-apa sendiri. Kemarin dirinya merasa ingin egois saat Kak Drake mengingatnya, berpikir kalau keduanya dekat.

Caca merasa aman, merasa ada yang melindungi dirinya sampai dia gelap mata.

Merasa lega saat sudah sampai di toko ponsel. Caca segera masuk untuk menjual ponsel iphonenya. Meski sedikit tidak rela, namun tidak apa. Dia tidak punya cara lain.

"Hah? 10 juta? Kemarin aku beli 20 juta Mas. Baru beberapa hari, kok anjlog banget?"

"Kalau gak mau yaudah," kata Masnya dengan sinis.

Caca mengangguk pasrah, pasalnya tidak mungkin dia berjalan ke toko lain demi menjual iphonenya dengan harga yang wajar. "Terima kasih Mas."

Caca menerima uang 10 juta hasil menjual ponsel. Dia masukkan hati-hati ke dalam tasnya. Hendak naik ojek untuk pulang dan membeli makanan untuk dirinya dan Rara di rumah. Mungkin setelah ini, Caca akan lebih berjuang lagi demi mendapat pekerjaan lagi. Kalau dirinya tidak bisa lanjut sekolah tidak apa, asal Rara harus tetap sekolah.

Wajahnya sudah pucat pasi, tubuhnya lemas karena perutnya belum terisi apa-apa. "Mas ojek."

"Ayo neng."

Caca menghela nafas lega, gadis itu naik ke atas motor sampai tasnya direbut oleh jambret yang berhasil membawa kabur uang hasil jual ponselnya. "Tolong jambrett!"

Uangnya hangus, semesta seakan-akan memberinya karma atas apa yang dia perbuat sampai merugikan banyak pihak. Caca menangis di jalan sampai kesadarannya hilang.

Dunia tidak adil untuk mereka yang kurang kasih sayang, kurang perhatian, dan kurangnya ekonomi yang seharusnya gadis seumuran Caca hanya fokus sekolah tanpa harus banting tulang demi menghidupi Ibu dan Adiknya.

***

maaf baru sempet update😭 kemarin aku main sama temen blm sempet ngetik. hari ini aku double up kok

OH IYA MAKASIH BUAT 1 JUTA PEMBACA DRAKEE🥺🫶🏻

tetap stay sampai drake ending yaaa. jangan lupa ramaiin tiap partnyaa🫶🏻

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang