41: Goodbye Caca

74.9K 4K 633
                                    

Drake memantau rumah mewah yang masih dijaga ketat. Dia benar-benar tidak diberi akses untuk sekedar menemui Valerie, meski hanya sebentar.

Helaan nafasnya terdengar berat. Drake mengendarai mobilnya meninggalkan area rumah Valerie, dia sangat berharap bisa bertemu gadis itu lagi.

Untuk sekarang tidak memungkinkan dia melawan banyak bodyguard suruhan Baskara. Mengingat kondisi fisiknya masih sangat lemas. Dia bisa saja melawan mereka, namun Drake tidak bisa melawan Baskara yang statusnya orang tua Valerie.

Valerie mungkin membencinya saat ucapannya di kantin tempo hari. Drake menyadari kesalahannya yang ingin dia tebus.

Bahkan sekarang, rasanya Drake ingin minum-minuman beralkohol agar pikirannya tenang sejenak. Namun cowok itu tidak pernah menyentuh benda itu, meski pernah sekali karena tidak sengaja meneguk minuman di pesta Raka yang ternyata ada campuran alkoholnya.

Drake yang tidak pernah mabuk jelas langsung tidak sadar.

Hari ini, Drake sudah membuat Caca dikeluarkan dari sekolah. Cowok itu kembali mengingat kejadian tadi di sekolah.

"Minimal tau diri! Udah miskin, sok-sok'an mau nyaingin Valerie."

"Gila ya, muka aja polos. Hatinya busuk banget, najis gue liat muka si Caca."

"Bully aja rame-rame, biar tau diri si cabe."

"Minimal kalau udah miskin, jangan miskin urat malu juga."

"Jagain pacar lo semua woiii, nanti direbut juga sama Caca. Hahaha."

Caca menunduk malu saat semua mencaci dan menertawakan dirinya. Gadis itu baru saja dikeluarkan dari sekolah atas kehendak Drake yang meminta pada Kakeknya untuk mengeluarkan gadis tidak tau diri itu.

"Apa ini Kak?"

"Baca, punya mata kan?"

Caca membuka amplop putih yang berisikan kertas putih tertulis, 'DENGAN INI SISWI YANG BERNAMA CACA AZZAHRI TELAH DIKELUARKAN DARI SMA MERPATI'.

Belum lagi kabarnya menyebar begitu cepat tentang dia yang menganggu hubungan Drake dan Valerie.

"Pantes gak ada yang mau temenan sama dia. Udah cupu, jelek, miskin, gak tau diri, gak punya malu, perebut cowok orang. Najis banget."

"Minimal kalau jelek jangan ke sifat-sifatnya ikut jelek juga."

Bisik-bisik terus terdengar di telinga Caca. Gadis itu hanya terisak tanpa ada yang membelanya. Kali ini Caca benar-benar sendirian, bahagianya ternyata hanya diberi waktu singkat karena keegoisannya sendiri.

"Mampus. Makanya tau diri anjing!" maki Amelda saat keduanya melewati Caca. "Minimal cantik dulu kalau mau nyaingin Valerie, banyakin ngaca. Atau lo gak punya kaca?" Alea tertawa, merasa puas melihat Caca hancur sekarang.

Tinggal stres, depresi, terus bunuh diri deh. Sesimple itu Caca, kenapa kamu gak bisa lakuin.

"Jelek! Orang kayak lo ga pantes diterima dimana-mana." Alea mendorong tubuh Caca hingga tersungkur ke lantai koridor. Tidak ada yang membela, semuanya menertawakan Caca.

"Cewek kayak dia 2 ribu aja ada kembaliannya." Cowok-cowok ikut menertawakan. "Sini gue pake, 5 ribu kemahalan gak Ca?"

"Kemahalan itu cok. Mending buat beli cilok dapet banyak."

"Gak yakin sih masih perawan, tau-tau udah jebol sama Om-om buat makan sehari-harinya."

Hati Caca terluka, sejahat-jahatnya dia, dia tidak semurah itu menjual diri pada Om-om layaknya pelacur. Tapi kesalahan Caca juga tidak bisa dimaafkan. Gadis itu salah pilih lawan, padahal tau dirinya bukan siapa-siapa.

Hidup Caca hancur, dia hilang arah. Kehidupannya berantakan sekarang. Kedua orang tua yang tidak ada, Adiknya yang hanya bergantung padanya. Masih harus Caca sekolahkan sedangkan dia sendiri sudah kehilangan semuanya. Pendidikan dan pekerjaan, Caca tidak akan diterima di manapun karena akses Drake.

Kalau hancur, sekalian aja Drake buat dia hancur sehancurnya.

Semua melempar sampah ke Caca, mengguyur gadis itu dengan air bekas cucian piring. Tidak ada yang memberi rasa simpati atau menghentikannya. Bahkan guru pun tidak bisa berkutik saat kuasa yang berjalan.

***

Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang baru saja keluar dari mall sendirian. Itu Valerie, dengan dua tangan yang penuh berisikan kantung belanjaan.

Gadis itu sendirian, tanpa ada bodyguard yang menjaga ketat.

Dengan segera Drake turun dari mobilnya, menghampiri Valerie sebelum gadis itu melesat pergi. "Val!"

Panggilan itu berhasil menarik perhatian Valerie. Gadis yang tadinya tengah senang karena abis shopping banyak barang-barang mahal lantas senyumannya langsung luntur.

Salahnya menolak perintah Papihnya untuk bodyguard tetap mengawal dirinya saat berada di luar rumah.

Valerie cepat-cepat masuk ke mobil, namun terlebih cepat ditahan oleh Drake. "Apasih! Lepasin gue!"

"Val, gue kangen," lirih Drake setelah beberapa hari ini baru bisa memandang wajah gadis itu lagi. Mata indah yang hari itu dia buat menangis.

"Gue gak kangen sama lo. Lepasin gue!" Valerie memberontak, mencoba melepas cekelan kuat Drake. "Gak, sebelum lo maafin gue dulu."

"Lo mau lepasin atau gue teriak?" ancam Valerie, gadis itu menatap tajam Drake, seperti menyiratkan banyak luka di tatapannya. "Jangan pernah nampakkin muka lo lagi di depan gue."

Cekalan di tangan Valerie lepas, Drake terdiam membiarkan gadis itu pergi sekarang. Sesakit itu ya kesalahannya kemarin?

"Bahkan saat ngelihat lo kayak gini, kangen gue tetap terobati," gumamnya menatap mobil Valerie yang mulai menjauh.

Harus dengan cara apalagi agar dia mendapat kepercayaan Valerie lagi? Rasanya kali ini akan sulit, tapi Drake tidak akan semudah itu untuk menyerah.

Dia akan membiarkan Valerie tenang terlebih dulu untuk sekarang. Ya semestinya harus begitu. Sebelum kembali memperjuangkannya.

Valerie mendesah lega di dalam mobilnya. Ia menekan ulu hatinya yang terasa nyeri saat melihat wajah Drake penuh luka yang dibuat oleh Baskara.

Kalau boleh jujur Valerie juga merindukan Drake, dia ingin dipeluk Drake lagi. Tapi ucapan Drake masih membekas di hatinya. Terlebih, cewek sepertinya tidak pantas untuk Drake. Mungkin?

Apalagi sekarang, Papihnya tidak akan pernah merestui hubungan mereka lagi. Apa yang akan diperjuangan lagi? Valerie pikir, seperti ini lebih baik dan dirinya tidak akan pernah jatuh cinta lagi di masa depan.

"Papih. Valerie pulangggg."

"Putri kesayangan Papih, gimana senang? Ada yang ganggu kamu gak di luar?"

"Senang banget Pih! Gak ada dong, Valerie kan bisa jaga diri, hehe."

"Yaudah masuk sayang."

"Pih ayo makan di restoran sama Bunda juga." Valerie memeluk Papihnya yang selalu mengusahakan bahagianya. Hidupnya sempurna dan Valerie tidak butuh cinta yang ujungnya hanya akan meninggalkan banyak luka.

***

PUAS SAMA CACA GAK? atau kurang? ada yang kasian sama caca?

part drake mungkin bakalan aku buat panjang sampe 60 an guys. jadi kalau masih ada yang belum terjawab, sabar yaa. nanti bakalan aku jelasin satu-satu. terima kasih buat yang uda bacaa😍

RAMAIIN KOMENTAR PART INII YAAAA

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang